Liputan6.com, Jakarta Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi menguat pada perdagangan saham hari ini, Rabu (4/7/2018).
Hal ini disampaikan Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi dalam ulasannya. Meski begitu, penguatan IHSG diprediksi tidak terbilang signifikan.
"IHSG untuk hari ini diprediksikan akan menguat tertahan dengan rentan pergerakan 5.600-5.726," ujar dia.
Advertisement
Senada, Analis PT Binaartha Parama Sekuritas Muhammad Nafan Aji juga meramalkan IHSG berpeluang menguat. IHSG berpeluang rebound di 5.549-5.794.
Sementara itu, Analis PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Suryawijaya memprediksi IHSG bakal terkonsolidasi hari ini. IHSG, akan berada pada kisaran 5.591-5.888.
Untuk saham-saham yang dapat dicermati, Lanjar menyarankan saham PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR), PT Adhi Karya Tbk (ADHI), dan juga PT Harum Energi Tbk (HRUM).
Sedangkan Nafan Aji memilih saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), PT Indika Energy Tbk (INDY), PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), PT Surya Citra Media Tbk (SCMA), serta PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA).
Dan William merekomendasikan saham PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP), PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), PT Mayora Indah (Persero) Tbk (MYOR), dan juga PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).
Tonton Video Menarik Ini:
10 Sektor Saham Rontok, IHSG Anjlok 112,83 Poin
Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona merah. IHSG melemah terjadi di tengah rupiah kembali menguat ke posisi 14.381 per dolar AS.
Pada penutupan perdagangan saham, IHSG turun 112,83 poin atau 1,96 persen ke posisi 5.633,93. Indeks saham LQ45 susut 2,13 persen ke posisi 882,83. Seluruh indeks saham acuan kompak tertekan.
IHSG sempat sentuh level tertinggi 5.752,31 dan terendah 5.630,10. Sebanyak 343 saham melemah sehingga menekan IHSG. 65 saham menguat dan 95 saham diam di tempat.
Baca Juga
Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 391.164 kali dengan volume perdagangan saham 8,1 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 7,2 triliun. Investor asing jual saham Rp 535,45 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 14.377.
10 sektor saham kompak tertekan. Sektor saham industri dasar melemah 3,89 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham aneka industri merosot 3,06 persen dan sektor saham infrastruktur tergelincir 2,59 persen.
Saham-saham yang catatkan penguatan antara lain saham CSIS naik 22,98 persen ke posisi Rp 1.980 per saham, saham INCF melonjak 20,27 persen ke posisi Rp 178 per saham, dan saham DSSA mendaki 9,97 persen ke posisi Rp 20.400 per saham.
Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham IMAS melemah 25 persen ke posisi Rp 2.100 per saham, saham SONA turun 24,92 persen ke posisi Rp 2.470 per saham, dan saham OKAS susut 24,77 persen ke posisi Rp 161 per saham.
Sebagian besar bursa Asia bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng turun 1,41 persen, indeks saham Jepang Nikkei merosot 0,12 persen, indeks saham Singapura susut 0,09 persen dan indeks saham Taiwan melemah 0,58 persen.
Sementara itu, indeks saham Korea Selatan Kospi naik 0,05 persen, indeks saham Thailand mendaki 1,09 persen dan indeks saham Shanghai menguat 0,41 persen.
Analis PT Binaartha Sekuritas Nafan Aji menuturkan, pelemahan IHSG masih didorong sentimen eksternal. Sedangkan sentiment domestik masih minim. Ia menuturkan, sentimen eksternal yang pengaruhinya yaitu akibat efek domino dari penurunan bursa Tiongkok.
Ini menyusul sentimen perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan Tiongkok yang masih kuat. Sedangkan rupiah masih melemah terhadap dolar AS. Hal tersebut lebih dipengaruhi oleh faktor eksternal.
Advertisement