Sukses

Adanya Startup Dorong Daya Saing Industri Perikanan RI

Pada era revolusi industri 4.0, sebagian besar kegiatan perekonomian akan menggunakan teknologi digital.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus mendorong pengembangan inovasi sistem informasi berbasis digital. Hal ini guna menjamin konektivitas rantai sistem bisnis akuakultur.

Direktur Perbenihan KKP Coco Kokarkin Soetrisno mengungkapkan, digitalisasi sistem informasi akuakultur memiliki arti penting dalam mendorong terjadinya transformasi sistem bisnis akuakultur yang lebih efisien. Terlebih saat ini telah hadir berbagai macam startup yang berorientasi pada bidang akuakultur.

"Inisiatif dalam start up pada stakeholders saat ini, memberikan manfaat media sharing informasi khususnya era digitalisasi sehingga kehadiran startup dapat menjadi peluang subsektor akuakultur memiliki nilai ekonomi," paparnya dalam acara Indo Fisheries 2018 Expo Forun Industri Perijanan di Era Digitalisasi, di Jakarta Convention Centre (JCC), Senayan, Jakarta, Rabu (3/7/2018).

"Saya berkeyakinan dengan berkerjasama dengan berbagai pihak, akan mampu membuat kita berdaya saing, dan akan percepataan pemanfaatan potensi akuakultur," tambahnya.

Coco menjelaskan akan pentingnya pemanfaatan teknologi khususnya untuk para nelayan. Tak bisa dipungkuri kata dia revolusi industri 4.0 atau era industri digital sudah berada di depan mata. Pada era ini, sebagian besar kegiatan perekonomian akan menggunakan teknologi digital.

"Di era globalisasi ini jalan satu-satunya adalah berdaya saing tinggi tidak lepas dari teknologi efisien. Sebagaimana kita ketahui Pemerintah Jokowi-Jusuf Kalla telah melakukan peta jalan 4.0 di mana ada penggabungan teknologi industri dan internet. Tentu ini menjadi ajang baru mengisi sektor akuakultur berbasis teknologi " jelasnya.

 

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com 

2 dari 2 halaman

Aplikasi Berbasis Digital

Untuk itu, KKP sudah mengembangkan aplikasi berbasis digital. Hal itu guna mempermudah segala proses perizinan dan memungkinkan akan lebih efisiensi.

"Kita dari KKP juga sudah membuat aplikasi bisnis akuakultur diharapkan mendapat memutus mata rantai agar lebih efisien," pungkasnya.

Diketahui, pemanfaatan teknologi informasi berbasis digital telah dilakukan KKP melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) yaitu antara lain sistem perizinan online melalui aplikasi kegiatan usaha bisnis akuakultur (AKUBISA) yang meliputi izin pemasukan ikan hidup (SIAPIH), izin pengangkutan ikan hidup hasil budidaya (SIKPI), serta rekomendasi pembudidayaan ikan penanaman modal (RPIPM).