Liputan6.com, Jakarta - Zaman sekarang, memiliki pegawai yang kerja secara jarak jauh (remote) merupakan sesuatu yang makin lumrah di lingkup tenaga kerja. Tentu masih ada yang kesulitan mengizinkan pegawai kerja remote, salah satu tantangannya ialah masalah komunikasi.
Saat pegawai ada di kantor, manajemen bisa dengan mudah memberikan instruksi sekaligus mengawasi produktivitas pegawai sepanjang hari. Lain halnya saat pegawai kerja jarah jauh. Manajemen tidak bisa mengetahui apa yang sedang dilakukan pegawai.
Apabila manajemen terus menerus "memata-matai" pegawai, maka tak ayal akan muncul rasa jengah dan saling tidak percaya. Akibatnya, pekerjaan semakin tidak produktif.
Advertisement
Untuk mengatasi tantangan dalam kerja jarak jauh, berikut tiga tips dari business.com agar bisa memonitor karyawan yang bertugas di luar kantor.
1. Ciptakan Pola Komunikasi
Pemimpin yang memiliki pegawai yang kerja jarak jauh harus bisa bertanggung jawab dalam membangun dan mengatur pola komunikasi dengan pegawai. Bila sedang memonitor, berikan alasan yang jelas mengenai apa saja ang perlu diubah. Komunikasi yang jujur dapat membangun kepercayaan antara pemimpin dan pengikkutnya.
Jangan lupa, belum tentu semua pegawai suka kerja jarak jauh, maka jangan sampai ada pegawai yang merasa terasingi karena kerja tanpa teman kantor. Solusinya, jangan hanya sekadar memonitor, tapi usahakan juga memberi feedback agar pegawai terus merasa adanya kedekatan.
Andalkan juga teknologi, seperti memakai software bernama Jira yang bisa memonitor berbagai rencana, laporan, dan tugas-tugas yang dilakukan pegawai, serta membangun alur kerja (workflow) yang diinginkan. Ada juga video conference untuk saling berbicara, dan bisa juga mempergunakan online game untuk mendekatkan hubungan.
Advertisement
2. Jadi Teladan
Salah satu kekhawatiran memiliki pegawai yang kerja jarak jauh adalah komunikasi yang tidak lancar. Pastinya menyulitkan jika tiba-tiba pegawai tidak mengangkat teleponnya saat sedang dihubungi.
Langkah penting untuk menghindari itu adalah dengan menjadikan diri sebagai teladan. Apabila pegawai yang kerja jarak jauh menghubungi, maka cepatlah memberikan respons, agar pegawai tersebut bisa ikut meneladani hal yang sama. Ini kembali lagi hubungannya dalam membangun pola komunikasi positif dalam kultur tim.
3. Transparan
Usahakan bersikap transparan saat memonitor pegawai, jangan sampai pegawai curiga seperti sedang dimata-matai. Yang demikian bisa mengakibatkan kemudian menjadi kesal saat sedang dimonitor karena menganggap diri mereka tidak dipercaya.
Saat sedang memonitor, cobalah beri penjelasan yang jelas perihal alasannya. Menjelaskan kepada pegawai mengenai alasan mereka dimonitor dapat membangun produktivitas serta memberi kejelasan, di antaranya mengenai level urgensi dan memahami kekuatan dan kelemahan perusahaan.
Bagikan juga catatan progres yang telah dicapai oleh pegawai. Hal ini dapat membangun rasa kepercayaan yang baik.
Advertisement