Sukses

Erdogan Angkat Menantu Jadi Menkeu Turki, Lira Tumbang

Berkuasa sejak 2003, sekarang Erdogan mulai pede mengangkat menantunya sendiri sebagai Menteri Keuangan.

Liputan6.com, Istanbul - Setelah berkuasa sejak 2003, Erdogan percaya diri mengangkat menantunya sendiri sebagai Menteri Bendahara dan Keuangan di Turki.

Recep Tayyip Erdogan baru saja mengumumkan 16 menteri anggota kabinet terbarunya setelah dilantik sebagai Presiden Turki. Salah satu hal yang mengejutkan adalah muncul nama menantunya sendiri sebagai otoritas keuangan terpenting di negara itu.

Dilansir Bloomberg, menantu Erdogan bernama Berat Albayrak resmi menjadi menteri dengan posisi tersebut setelah sebelumnya diberikan jabatan sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Alam (ESDM) pada 2015.

Langkah Erdogan ternyata menjatuhkan mata uang Lira sebanyak 3,8 persen. Berarti, Lira menjadi salah satu mata uang yang memiliki kemerosotan paling besar di antara negara berkembang tahun ini.

Turki memang sedang mengalami krisis mata uang di tahun 2018. Meskipun Lira sempat rebound ketika Erdogan disumpah menjadi Presiden, tetapi malah merosot lagi ketika menantunya ternyata diumumkan menjadi Menkeu.

Investor menjadi khawatir terhadap adanya tekanan politik pada bank sentral Turki terkait naik atau turunnya suku bunga. Salah satu alasannya adalah Erdogan sudah berjanji untuk menurunkan suku bunga, sementara investor justru berpendapat sebaliknya.

2 dari 2 halaman

Pemerintah Turki Pecat 18 Ribu PNS

Sebelumnya, Pemerintah Turki memecat puluhan ribu aparatur sipil negara pada Minggu, 8 Juli 2018, atau sehari sebelum pelantikan Recep Tayyip Erdogan sebagai presiden untuk periode kedua, usai kemenangannya dalam pemilu bulan lalu.

Seperti dikutip dari Financial Times, Erdogan menyetujui dekrit pemecatan itu pada Minggu 8 Juli, yang kemudian dirilis melalui Official Gazette of the Republic of Turkey -- jurnal publikasi untuk dokumen hukum atau legislasi nasional.

Jumlah yang dipecat mencapai 18.632 orang. Sekitar 9.000 di antaranya merupakan anggota kepolisian, lebih dari 6.000 lainnya adalah personel tentara, dan ratusan sisanya merupakan guru dan dosen di penjuru Turki.

Banyak pihak menilai, langkah itu dilakukan sebagai bentuk pemenuhan janji kampanye Erdogan yang hendak 'membersihkan korps aparatur negara dari sisa-sisa figur yang terlibat dalam kudeta Turki 2016'. Demikian seperti dikutip dari The Telegraph.

Di sisi lain, Kantor Hak Asasi Manusia PBB menyebut, lebih dari 160.000 aparatur sipil negara Turki telah dipecat sebelum peristiwa terbaru ini. Sekitar sepertiga di antaranya telah secara resmi didakwa, dipersidangkan atau dipenjarakan.

Selain Erdogan menjadi presiden, sebuah parlemen baru dengan mayoritas politisi pro-Erdogan dengan kekuasaan pengawasan yang minim, telah disumpah pada hari Sabtu 7 Juli. Binali Yildirim, perdana menteri, yang jabatannya akan dihapuskan setelah Erdogan disumpah, dinominasikan untuk menjadi ketua parlemen.

Video Terkini