Sukses

Mau Mulai Berbisnis? Waspadai 6 Jebakan Ini!

Menurut Rhenald Kasali, berikut ini beberapa jebakan bisnis yang bisa saja kamu temui saat melakoni usahamu.

Liputan6.com, Jakarta Bercita-cita menjadi seorang pebisnis? Selain modal uang dan keberanian, untuk membangun sebuah usaha, kamu harus belajar juga dari pengalaman orang lain.

Salah satunya dengan berdiskusi bersama mereka yang jadi target pasarmu, pebisnis senior, motivator, paraktisi bisnis, dan akademisi. Selain itu, kamu juga bisa memahami lebih dalam tentang dunia bisnis dengan banyak membaca buku.

Dikutip dari Swara Tunaiku, kamu perlu menerapkan kebiasaan ini, supaya kamu bisa lebih siap memulai usaha. Apalagi kamu belajar lagsung dari ahlinya, tentu ilmunya sudah enggak diragukan lagi. Kamu bisa lebih waspada dengan sesuatu yang bisa menghambat prosesmu dan mengetahui solusi untuk mengatasi permasalahan bisnis yang ada.

Satu hal yang juga enggak kalah penting adalah jebakan bisnis. Menurut Rhenald Kasali, berikut ini beberapa jebakan bisnis yang bisa saja kamu temui saat melakoni usahamu.

1. Competence trap

Jebakan ini terkait kompetensi dirimu. Banyak pebisnis yang merasa sudah berkompeten, sehingga enggak mau belajar lagi. Padahal di luar sana, banyak kompetitor yang tetap konsisten belajar, meskipun usahanya sudah cukup sukses. Zaman terus berkembang, kalau kamu enggak mau belajar hal baru, kamu akan terjebak dengan kompetensimu sendiri.

2. Sunk cost trap

Secara lebih sederhana, istilah ini biasa disebut dengan usaha yang enggak balik modal. Misalnya, pengalaman salah seorang pengusaha indekos. Ia mengeluarkan banyak modal untuk membangun kamar kos lebih banyak. Namun, ada kesalahan konstruksi sehingga bisa berisiko pada keselamatan penghuninya. Tentu minat orang untuk sewa kos di sini makin berkurang. Karena modal sudah habis, akhirnya gedung kos-kosan ini dibiarkan saja tanpa renovasi.

2 dari 3 halaman

3. Blame trap

Jebakan ini bisa muncul ketika omset menurun dan perputaran bisnis tersendat. Seringnya, pebisnis beralasan kalau kini daya beli masyarakat mulai menurun. Padahal enggak gitu juga, lo. Kalau pebisnis ini mau mengembangkan produk dengan ide-ide kreatif mereka, maka penjualan bisa semakin meningkat.

4. Confirmation trap

Tidak adanya kemauan untuk meminta pendapat kepada pihak ketiga, bisa menjadi bumerang buat kelangsungan bisnismu. Rhenald mencontohkan seorang pemuda yang meminta modal kepada orang tuanya untuk mendirikan bisnis kuliner. Setelah berjalan beberapa bulan, bisnis ini mandek karena pemuda tersebut merasa enggak betah. Akhirnya, kedua orang tuanya yang mengelola bisnis ini, padahal mereka enggak punya ketertarikan di dunia bisnis kuliner.

3 dari 3 halaman

5. Cannibalization trap

Salah satu hal yang menghambat bisnismu adalah ketakutan menghadapai sesuatu yang baru. Seperti perusahaan Kodak yang takut dengan hadirnya kamera digital. Karena ketakutan itu, Kodak kemudian membunuh ‘tren’ tersebut. Hal ini membuat segala seuatu yang baru enggak bisa dijalankan.

6. Success trap

Perkembangan zaman mempengaruhi mudah dan sulitnya seseorang mencapai kesuksesan. Dulu, pengusaha jasa kurang diminati. Sekarang setelah zaman semakin berubah, karier pengusaha jasa sedang naik-naiknya. Salah satu hal yang harus kita percayai adalah bagaimanapun keadaan masa lalu, pasti sama-sama punya kesempatan untuk sukses.

Nah, demikian jebakan bisnis yang perlu kamu hindari versi Rhenald Kasali. Pastikan poin-poin di atas selalu kamu waspadai, ya!