Liputan6.com, Jakarta - Dunia kini tengah sibuk mengantisipasi dampak dari sikap Amerika Serikat (AS) yang menarik bea masuk terhadap beberapa barang dari China. Negara tirai bambu pun membalas langkah AS. Situasi perang dagang ini dinilai akan sangat mengganggu jalannya perekonomian global, khususnya bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia.
Ekonom yang juga Senior Equity Strategist DBS Group Research, Joanne Goh Sore Chin mengatakan, infrastruktur merupakan kunci bagi Indonesia dan negara berkembang lainnya untuk bisa bertahan dari panasnya situasi ekonomi dunia tersebut.
Advertisement
Baca Juga
"Jika suatu negara ingin sebuah kegiatan ekonomi bisa berlangsung 24 jam 7 hari sepekan, 30 hari sebulan, saya pikir modal utamanya adalah infrastruktur, yang mana dalam waktu dekat ini pemerintah Indonesia juga gencar melakukannya. Itu adalah salah satu moda utama," imbuh dia di Marina Business Financial Centre Tower 3, Singapura, Kamis (12/7/2018).
Faktor lainnya, ia menambahkan, adalah bagaimana negara bisa membenahi sektor-sektor bisnis seperti logistik dan transportasi.
Menurutnya, kegiatan bisnis tersebut bisa berjalan dengan baik bilamana infrastruktur yang tersedia pun bagus.
"Jadi, lagi-lagi infrastruktur adalah salah satu hal yang paling harus dipertimbangkan, karena pembangunan infrastruktur itu imbasnya akan berdampak untuk jangka panjang," tegasnya.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Upah Pekerja
Tidak hanya infrastruktur, Joanne pun menilai pemberian upah kepada karyawan sebagai salah satu faktor yang harus dikedepankan. "Upah terhadap tenaga kerja harus kompetitif. Ini juga harus dipertimbangkan," ia menekankan.
Selain itu, dia juga mendorong negara untuk getol memperkuat sektor industri yang secara modal sumber daya alamnya memang sudah tersedia, antara lain industri penangkapan ikan dan pertanian.
"Coba angkat industri di mana Indonesia punya sumber daya yang melimpah ruah, seperti fishery dan agriculture. Itu adalah sektor-sektor di mana Indonesia terhitung cukup kuat dalam hal sumber dayanya," pungkas dia.
Advertisement