Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat pada perdagangan Jumat ini. Namun penguatan rupiah ini masih rentan.
Mengutip Bloomberg, Jumat (13/7/2018), rupiah dibuka di angka 14.356 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.390 per dolar AS.
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah berkutat di kisaran 14.353 per dolar AS hingga 14.390 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 5,92 persen.
Advertisement
Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.358 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 14.435 per dolar AS.
Baca Juga
Analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada di Jakarta, mengatakan, meski terjadi penguatan rupiah namun tidak sepenuhnya didukung oleh sentimen yang ada di mana pergerakan dolar AS terapresiasi dengan memanfaatkan sentimen rilis data ekonominya dan melemahnya yen.
"Masih rentannya rupiah dapat menghalangi potensi kenaikan lanjutan sehingga perlu dicermati berbagai sentimen, terutama pergerakan sejumlah mata uang global terhadap dolar AS," ujar Reza dikutip dari Antara.
Reza menuturkan, meski timbul kekhawatiran terhadap dampak dari terjadinya perang dagang AS-Chinanamun, laju dolar AS cenderung mampu menguat seiring dengan penilaian mata uang tersebut mendapat keuntungan dari adanya perang dagang.
Di sisi lain, lanjut Reza, turunnya mata uang yen memberikan kesempatan pada dolar AS untuk kembali menguat.
Tidak hanya itu, meningkatnya inflasi AS direspons positif sehingga berimbas pada meningkatnya laju dolar AS.
"Sementara itu, meski laju dolar AS terlihat menguat namun, laju rupiahmampu terapresiasi seiring masih ada imbas disetujuinya RAPBN 2019," ujar Reza.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pemerintah Diminta Perbanyak Insentif Demi Hasilkan Devisa
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih dalam tren pelemahan. Bahkan kemarin kurs tengah Bank Indonesia (JISDOR) mencatat rupiah berada di level 14.435 per dolar AS, melemah jika dibandingkan hari sebelumnya 14.391 per dolar AS.
Di sisi lain, Bank Indonesia pada beberapa waktu lalu telah menaikkan suku bunga acuannya sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 5,25 persen.Â
BACA JUGA
"Meski pun di atas ekspektasi pelaku pasar karena naik 50 bps, belum mampu menguatkan kurs rupiah sesuai target," kata Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bima Yudhistira kerpada Liputan6.com, Jumat (13/7/2018).
Bima berpesan kini kondisi ini juga menjadi peringatan bahwa bunga acuan tidak bisa dijadikan solusi tunggal penguatan kurs rupiah. Untuk itu, harus ada kombinasi kebijakan fiskal dan moneter yang terukur dan tepat sasaran.
"Misalnya membuat paket tentang stabilisasi kurs dengan perbanyak insentif bagi sektor penguat devisa. Jadi bentuknya harus lintas sektoral shingga dampak ke penguatan rupiah langsung terasa," ucap Bima.
Penguat sektor devisa ini salah satnya seperti mempercepat upaya pemerintah dalam mendatangkan wisatawan mancanegara ke Indonesia dan kemudahan ekspor bagi perusahaan. Dengan begitu rupiah sedikit lebih kuat terhadap sentimen global.
Advertisement