Sukses

RI Caplok Freeport, Jokowi Tuai Pujian Dunia

Media seluruh dunia turut menyoroti langkah Pemerintah Indonesia untuk menguasai saham Freeport.

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia sedang disorot dunia. Kali ini berkat langkah serius yang diambil Pemerintahan Presiden Joko Widodo untuk menguasai 51 persen saham Freeport. 

Media Singapura The Straits Times menyebut penandatangan saham Freeport yang dilakukan Indonesia sebagai 'kesepakatan monumental' (landmark deal).

"Kesepakatan monumental ini akan terlihat sebagai langkah dari administrasi Presiden Jokowi untuk menegaskan hak atas sumber daya alam negaranya," tulis The Straits Times.

Media Nikken Asia Review dari Jepang turut membahas tekad yang dimiliki Presiden Jokowi dalam urusan Freeport. 

"Widodo telah bertekad untuk membawa apa yang dipandang sebagai sumber daya nasional strategis menuju kendali negara selama beberapa dekade ada di tangan penambang AS."

Wall Street Journal menyoroti kebangkitan nasionalisme sumber daya (resource nationalism) yang terjadi di Indonesia.

"Perjanjian ini terjadi setelah adanya Undang-undang baru untuk penambang di Indonesia sejak 2009 sebagaimana nasionalisme sumber daya makin intensif dan Jakarta (Pemerintahan Indonesia) berusaha mengisi tabungannya dan membangun BUMN yang bersaing secara global," jelas Wall Street Journal.   

Butuh 26 tahun sampai akhirnya Indonesia menguasai 51 persen saham Freeport . Sebelumnya Presiden Soekarno mewajibkan 60 persen, tetapi ditolak Freeport. Sampai akhirnya, Freeport berjaya di era Orde Baru.

2 dari 2 halaman

Bos Inalum: Freeport Kembali ke Pangkuan Ibu Pertiwi

PT Indonesia Asahan Aluminium atau Inalum (Persero) melakukan penandatanganan pokok-pokok perjanjian atau Head of Agreement dengan Freeport McMoRan Inc. Penandatanganan tersebut salah satunya menetapkan Indonesia sebagai pemilik 51 persen saham perusahaan tersebut.

Direktur Utama PT Inalum, Budi Gunadi Sadikin mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu Inalum mengembalikan Freeport Indonesia ke pangkuan ibu Pertiwi. Dia mengatakan, hal ini merupakan amanah Presiden Joko Widodo.

"Pada kesempatan ini saya dari Inalum menyampaikan terima kasih tak terhingga kepada Ibu Rini dan jajarannya, Ibu Sri Mulyani dan jajarannya, Ibu Siti dan jajarannya, Pak Jonan dan jajarannya juga FCX dan jajarannya. Karena atas dukungannya yang sangat luar biasa untuk mendukung Inalum melaksanakan amanah Bapak Presiden Jokowi untuk mengantarkan Freeport kembali ke pangkuan ibu Pertiwi," ujarnya di Gedung Kemenkeu, Jakarta, Kamis (12/7/2018).

Dalam penandatangan perjajian tersebut, Inalum sebagai induk holding tambang akan mengeluarkan dana sebesar USD 3,8 miliar untuk membeli hak partisipasi Rio Tinto di PTFI dan 100 persen saham FCX di PT Indocoper lnvestama, yang memiliki 9,36 persen saham di PTFI. Penyelesaian perjanjian jual beli ini ditargetkan rampung sebelum akhir tahun 2018.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berharap, dengan adanya penandatanganan ini akan memberikan peningkatan pendapatan negara. Hal ini juga menjadi komitmen pemerintah untuk menjaga iklim investasi dalam memberikan kepastian kepada investor.

"Dengan adanya Head of Agreement ini, yang baru saja disaksikan, maka telah dicapai proses divestasi, sebagaimana sudah ditandatangani tadi. Diharapkan, partnership di antara Freeport dan Inalum dan pemerintah baik daerah dan pusat akan mampu meningkatkan kepastian dalam lingkungan operasi, kualitas dan nilai tambah industri ekstratif. Sehingga bisa menambah kemakmuran bagi Indonesia dan Papua," jelasnya.

Video Terkini