Sukses

Sepi Sentimen, Harga Emas Menguat Tipis

Harga emas menguat tipis dan akhiri penurunan dalam tiga sesi. Secara teknikal, harga emas menghindari wilayah koreksi.

Liputan6.com, New York - Harga emas menguat tipis dan akhiri penurunan dalam tiga sesi. Secara teknikal, harga emas menghindari wilayah koreksi.

Harga emas untuk pengiriman Agustus naik 60 sen atau kurang dari 0,1 persen ke posisi USD 1.227,90 per ounce. Sebelumnya harga emas sentuh level terendah USD 1.220,90. Harga emas sudah turun 9,9 persen sejak berada di level tertinggi USD 1.362,90 per ounce sejak 15 Januari 2018.

Sebagian besar emas tertekan didorong dolar AS menguat sehingga bebani harga komoditas dalam mata uang. Indeks dolar AS naik 0,1 persen ke posisi 95,09. Namun, indeks dolar AS itu dekati level terendah 94,96. Harga emas sudah naik 3,2 persen sepanjang tahun berjalan 2018.

Pergerakan harga emas seperti abaikan kekhawatiran perang dagang. Seharusnya sentimen kekhawatiran perang dagang dapat memberikan dukungan untuk harga emas seiring sebagai aset relatif aman di tengah tekanan geopolitik.

"Saya tidak percaya perang dagang menjadi masalah dominan untuk emas dan dolar AS. Keduanya, saya yakin masih terjebak dalam sindrom yang didikte oleh kebijakan suku bunga dovish, sementara AS terus menaikkan suku bunga. Itu semua bisa berubah, jika tingkat inflasi mulai konsisten lebih tinggi dari pada suku bunga,” ujar Michael Kosares, Pendiri USAGold, seperti dikutip dari laman Marketwatch, Kamis (19/7/2018).

Komentar dari Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat atau the Federal Reserve Jerome Powell selama kesaksian kongres menyiratkan harga emas mungkin kembali tertekan.

Powell menekankan kenaikan suku bunga masih sesuai jalur. The Federal prediksi menaikkan suku bunga lagi sebanyak dua kali pada 2018. Hal itu dapat mendorong kenaikan dolar AS dan imbal hasil pendapatan tetap seperti imbal hasil surat berharga AS bertenor 10 tahun yang naik ke posisi 2,87 persen.

 

2 dari 2 halaman

Perang Dagang Jadi Sentimen Negatif

Kenaikan suku bunga acuan dapat membuat emas kurang menarik bila dibandingkan dengan surat berharga AS. Analis Forex.com, Fawad Razaqzada menuturkan, perselisihan antara AS dan mitra dagangnya China, Amerika Utara dan Eropa negatif untuk emas.

Hal itu dapat meningkatkan biaya impor dan tekanan inflasi. Meningkatnya inflasi dapat memaksa the Federal Reserve menaikkan suku bunga lebih cepat.

Harga logam lainnya antara lain harga perak untuk pengiriman September naik 0,3 persen ke posisi USD 15.574 per ounce. Harga tembaga naik 0,5 persen menjadi USD 2,76 per pound. Harga platinum menyusut 0,3 persen menjadi USD 817,80 per ounce. Harga palladium melemah 0,8 persen menjadi USD 901,80 per ounce.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini: