Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) memastikan terus memperkuat sektor pariwisata dan pertanian untuk mendukung pertumbuhan ekonomi NTB. Oleh karena itu, pembangunan infrastruktur terus berjalan di kawasan ekonomi khusus (KEK) atau KEK Mandalika .
Gubernur NTB, Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) menuturkan, pembangunan infrastruktur KEK Mandalika terus berlangsung. Ini ditunjukkan dari peletakan batu pertama atau groundbreaking sejumlah hotel di KEK Mandalika. Ada sekitar 5-6 hotel yang sudah groundbreaking. Oleh karena itu, diharapkan Mandalika tidak hanya jadi permata baru buat Indonesia tetapi juga dunia.
"Mandalika jalan terus, penyempurnaan infrastruktur sedang berjalan. Groundbreaking beberapa hotel sudah ada 5-6 hotel groundbreaking. 10-15 tahun ke depan diharapkan ada 10 ribu kamar, akan menjadi permata baru tidak untuk hanya skala Indonesia tetapi juga dunia," ujar pria akrab disapa TGB ini, saat berkunjung ke kantor Liputan6.com, Selasa (24/7/2018).
Advertisement
Baca Juga
Seperti diketahui, KEK Mandalika terbentang luas 1.034 hektare dari Pantai Kuta, Pantai Seger, hingga Pantai Tanjung Aan.
Kawasan tersebut mudah diakses karena berjarak dari 30 menit dari Bandara Internasional Lombok, NTB. Diharapkan KEK Mandalika berdampak positif bagi masyarakat di sekitar KEK Mandalika dan ekonomi NTB.
Pengelolaan kawasan Mandalika ini dipercayakan kepada PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC).
Biaya investasi pembangunan KEK Mandalika untuk 1.100 hektar diperkirakan mencapai Rp 4,5 triliun. Biaya tersebut untuk membangun fasilitas infrastruktur dan umum.
ITDC pun akan membangun sirkuit bertaraf internasional di KEK Mandalika. Perseroan menggandeng pengembang asal Prancis yaitu Vinci Construction Grand Project. Vinci akan bangun kawasan 160 hektar di KEK Mandalika. Adapun pembangunan kawasan sirkuit itu ditargetkan selama 10 tahun dengan investasi Rp 14 triliun.
Adapun terkait soal perubahan nama bandara Lombok International Airport, TGB menuturkan, hal itu diserahkan kepada Kementerian Perhubungan. Ia menuturkan, ada usulan pemberian nama dari pahlawan nasional NTB yaitu Zainuddin Abdul Majid.
"Penamaan bandara diserahkan kepada otoritas kemenhub dan bapak presiden memberikan arahan. Ada aspirasi diberikan sesuai nama pahlawan nasional Zainuddin Abdul Majid. Sedang berproses. Dan kita tunggu," kata dia.
Pemerintah Tawari Qatar Investasi di Mandalika
Sebelumnya, Pemerintah segera menindaklanjuti kunjungan kenegaraan Emir Qatar Sheikh Tamim Bin Hamad Al-Thani pada Rabu 18 Oktober 2017. Rencananya, pemerintah menawarkan sejumlah peluang investasi hingga rencana pembelian Liquefied Natural Gas (LNG) dari negara tersebut.
Hal tersebut disampaikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, usai menghadiri rapat internal guna membahas tindak lanjut kunjungan kenegaraan Emir Qatar di Istana Merdeka, hari ini.
"Mengenai Qatar, Presiden tadi sudah memberikan perintah supaya menindaklanjuti kedatangan Emir Qatar kemarin. Minggu ini kami akan merapatkan, kemudian akan menawarkan beberapa proyek ke sana," ujar dia di Jakarta, Senin 23 Oktober 2017.
Menurut dia, salah satu proyek infrastruktur yang akan ditawarkan kepada Qatar yaitu proyek pengembangan destinasi wisata Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat. Banyak proyek yang bisa digarap di kawasan ini, mulai dari pengembangan bandara hingga pembangunan resort dan hotel.
"Mandalika prosesnya bagus. Itu satu proyek sekaligus dengan terminal (bandara), karena Emir-nya bilang sama presiden mereka ingin segera masuk ke Indonesia dan ini saya kira satu hal yang sangat bagus. Jadi nanti mulai terminalnya, perpanjangan lapangan terbangnya, sekarang kan 2.600 meter di Lombok, itu mau dibikin sampai 3.000-an meter. Sehingga bisa nanti 380 (Airbus A380) mendarat di sana. Kemudian termasuk resort, itu nanti resort halal di daerah situ," jelas dia.
Luhut menyatakan, dirinya belum bisa memastikan berapa besar potensi investasi yang bisa digarap oleh investor Qatar di Indonesia. Namun, dirinya berharap investasi asal negara tersebut bisa segera masuk ke Indonesia.
"Saya belum tahu angkanya. Tapi saya kira akan banyak karena Emir Qatar ini kan berpikirnya di sana sudah seperti barat. Jadi mereka sepanjang konsultanya dari asing mereka akan masuk," kata dia.
Sementara soal pembelian LNG dari Qatar, Luhut menyatakan hal tersebut akan menekan harga gas di dalam negeri, khususnya untuk wilayah Sumatera Utara. Menurut dia, memasok gas dari negara tersebut akan lebih murah dibanding membawa gas dari wiayah timur ke barat Indonesia.
"Sudah difinalisasikan oleh ESDM mengenai gas, LNG. Yang akan dibeli dari Qatar yang harganya memang sampai di ujung, listrik itu untuk Sumatera Utara karena jarak lebih dekat, itu US$ 7,16 per MMBTu. Sekarang Pak Arcandra sudah menyelesaikan. Saya kira hampir final. Kalau itu jadi saya untuk Indonesia timur cost-nya lebih murah daripada kita membawa dari Indonesia timur, dan itu juga jadi model kepada orang lain untuk efisiensi karena cost-nya jadi kira-kira US$ 7 per MMBTu," tandas dia.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement