Liputan6.com, Jakarta Ekonom senior Universitas Gadjah Mada (UGM) Tony Prasetiantono meyakini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih bisa menguat dan melampaui 6.000.
"Saya yakin Harga Saham di Bursa Efek masih akan kembali ke rekor dia kan di 6.355 ya. Itu masih bisa kita dapat," ungkapnya ketika ditemui di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (24/7).
Advertisement
Baca Juga
Dia mengatakan peluang menguatnya IHSG dipengaruhi kinerja harga saham di Pasar Modal AS, yang dalam penilaian mengalami penurunan.
"Menurut saya masih punya peluang. Dipengaruhi terutama oleh IHSG Amerika. Saya yakin cepat atau lambat IHSG di new York akan jenuh. Mungkin sudah terjadi," jelas dia.
"Dia pernah 26.600 di Februari, tapi sekarang sudah turun menjadi 25.900. Artinya pasar modal sekuat apapun akan menemukan titik jenuh. Saat itu kita akan mendapatkan manfaatnya," imbuh Tony.
Selain itu, kondisi politik dalam negeri pun mendukung. Situasi politik jelang pemilu yang diprediksi positif bakal membantu IHSG untuk kembali perkasa.
"Tantangan nya tidak Gambang, karena tidak hanya dipengaruhi hal-hal ekonomi tapi juga oleh persepsi atau sentimen. Kalau situasi politik kita aman, menjelang pemilu 2019, maka itu akan membangkitkan confident atau trust sehingga IHSG bisa kembali ke atas 6.000," dia menandaskan.
Â
Investor Asing Beli Saham, IHSG Dibuka Menguat ke 5.942,93
Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau pada awal pekan ini. Investor asing cenderung beli saham.
Pada pra pembukaan perdagangan saham, Selasa (24/7/2018), IHSG naik 18,61 poin atau 0,31 persen ke posisi 5.934,40. Pada pembukaan pukul 09.01, IHSG naik 27,51 poin atau 0,46 persen ke posisi 5.942,93. Indeks saham LQ45 mendaki 0,61 persen ke posisi 942,52. Seluruh indeks saham acuan kompak menghijau.
Sebanyak 139 saham menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau. Selain itu, 22 saham melemah dan 88 saham diam di tempat.
Baca Juga
Pada awal sesi perdagangan, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.945,68 dan terendah 5.930,79. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 14.165 kali dengan volume perdagangan saham 519,7 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 327,5 miliar.
Investor asing beli saham Rp 4,79 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.493.
Sebagian sektor saham menguat. Hanya satu sektor yang melemah yaitu industri dasar yang turun 0,27 persen.
Sektor saham perdagangan naik 0,61 persen, dan catatkan penguatan terbesar. Sektor saham barang konsumsi menanjak 0,47 persen dan sektor saham infrastruktur mendaki 0,45 persen.
Saham-saham yang catatkan penguatan antara lain saham PADI mendaki 8,87 persen ke posisi Rp 540 per saham, saham RODA melonjak 8,70 persen ke posisi Rp 500 per saham, dan saham ABMM mendaki 7,14 persen ke posisi Rp 2.250 per saham.
Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham ASJT melemah 12 persen ke posisi Rp 308 per saham, saham OKAS susut 5,22 persen ke posisi Rp 254 per saham, dan saham JMAS tergelincir 4,19 persen ke posisi Rp 915 per saham.
Advertisement