Sukses

Bank Danamon Reguk Untung Rp 2 Triliun di Semester I 2018

Kinerja semester I 2018 didorong peningkatan dalam kualitas pelayanan Bank Danamon.

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Danamon Indonesia Tbk berhasil membukukan laba bersih setelah pajak sebesar Rp 2,01 triliun sepanjang Semester I 2018. Angka tersebut menurun 1 persen dibanding periode yang sama pada tahun lalu yaitu Rp 2,03 triliun.

Chief Financial Officer dan Direktur Bank Danamon, Satinder Ahluwalia mengatakan bahwa kinerja semester pertama tahun 2018 didorong peningkatan dalam kualitas pelayanan.

"Tercermin dari pencapaian Bank Danamon sebagai peraih peringkat pertama dan kedua di sejumlah kategori dalam Banking Service Excellence Award 2018," kata Satinder di Menara Danamon, Jakarta, Rabu (25/7).

Dia menjelaskan inisiatif-inisiatif strategis jangka panjang Bank Danamon terus menunjukkan hasil. "Upaya diversifikasi mesin pertumbuhan Bank menghasilkan konsistensi peningkatan kinerja pada segmen UKM, consumer mortgage, serta pembiayaan kendaraan bermotor. Struktur pendanaan Bank juga membaik seperti yang ditunjukkan oleh pertumbuhan Giro dan Tabungan (CASA)," ujarnya.

Dia mengungkapkan, CASA Bank Danamon naik 9 persen menjadi Rp 50,9 triliun. Sedangkan rasio CASA membaik menjadi 48,2 persen dari 44,3 persen di periode yang sama pada tahun sebelumnya karena peningkatan rekening tabungan yang bersifat granular.

"Deposito tercatat turun 7 persen menjadi Rp 54,5 triliun, di mana Bank Danamon melakukan pelepasan dana mahal. Struktur pendanaan yang lebih baik ini menghasilkan biaya dana (cost of fund) yang lebih rendah serta membangun fondasi yang baik untuk pertumbuhan ke depannya."

Lebih lanjut, dia menyebutkan bahwa rasio kredit terhadap total pendanaan atau loan to funding ratio (LFR) terkelola dengan baik pada tingkat 94,1 persen. Sementara itu, rasio kecukupan modal Bank Danamon (capital adequacy ratio atau CAR) tetap menjadi salah satu yang terbaik di antara bank-bank dikelompoknya. CAR konsolidasian berada pada posisi 21,7 persen, sementara CAR bank only tercatat sebesar 22,5 persen.

Selanjutnya, pertumbuhan pada Fee Income Bancassurance dan Asuransi Umum Pendapatan biaya atau fee income (tidak termasuk credit related fee) Bank Danamon tercatat pada Rp 609 miliar atau tumbuh sebesar 8 persen secara setahunan.

Pertumbuhan ini didukung oleh kontribusi net underwriting profit Adira Insurance yang tumbuh 19 persen menjadi Rp 299 miliar. Sementara fee income Bancassurance tumbuh 4 persen menjadi Rp 166 miliar.

 

2 dari 2 halaman

Kredit KPR tumbuh 40 persen

Bank Danamon berhasil menorehkan kredit sebanyak Rp 133,9 triliun sepanjang Semester I 2018. Angka tersebut tumbuh 4 persen dari periode yang sama pada tahun lalu yang hanya sebesar Rp 128,3 triliun.

Menurut Satinder, ada pertumbuhan kredit di segmen-segmen kunci. Pertumnuhan terbesar adalah segmen KPR yaitu tumbuh 40 persen. "Kredit pada segmen Perbankan UKM tumbuh 14 persen menjadi Rp 30,4 triliun. Sementara kredit Consumer Mortgage atau KPR tumbuh 40 persen menjadi Rp 6,9 triliun," katanya

Sementara itu, dalam hal pembiayaan kendaraan bermotor, total pembiayaan Adira Finance adalah sebesar Rp 48,1 triliun atau tumbuh 8 persen dibandingkan setahun sebelumnya. "Pembiayaan baru Adira Finance tumbuh 14 persen untuk roda dua dan 26 persen untuk roda empat secara setahunan," ujarnya.

Dia menjelaskan, pertumbuhan positif ini kontras dengan kondisi pada semester pertama tahun 2017, dimana pembiayaan baru untuk kendaraan roda dua turun 5 persen dan roda empat hanya tumbuh 3 persen.

"Di luar pembiayaan mikro, total portofolio kredit dan trade finance tumbuh 8 persen menjadi Rp 129,4 triliun dibandingkan setahun sebelumnya."

Satinder mengungkapkan, perusahaan terus menjaga kualitas asetnya melalui penerapan prosedur pengelolaan risiko yang pruden serta proses collection dan credit recovery yang disiplin.

"Kredit Dalam Perhatian Khusus membaik 240 bps menjadi 11,8 persen dari 14,2 persen setahun sebelumnya. Rasio kredit bermasalah (non-performing loans atau NPL) Bank Danamon tercatat pada 3,3 persen pada semester pertama tahun 2018. Rasio Biaya Kredit (cost of credit ratio) stabil pada tingkat 2,6 persen, sementara kredit yang direstrukturisasi terus menurun," tuturnya.

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com

Video Terkini