Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) prediksi tingkat inflasi pada 2019 dapat mencapai 3,7 persen. Angka tersebut lebih tinggi dibanding target inflasi 2018 yang sebesar 3,5 persen plus minus 1 persen.
Menanggapi hal itu, Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan, inflasi sebesar 3,7 persen tersebut masih terkendali.
"Saya pikir itu masih dalam range ya. Jadi pemerintah sama BI sudah ada range yang disepakati, antara 3,5 (persen) plus minus 1 (persen), terus tahun depan 3 (persen) plus minus 1 (persen)," ujar dia usai menghadiri Sarasehan Nasional di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, dikutip Kamis (26/7/2018).
Advertisement
Baca Juga
Bambang menuturkan, kenaikan inflasi 3,7 persen itu terjadi salah satunya disebabkan adanya faktor imported inflation, yakni pelemahan kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD).
Namun begitu, ia kembali menekankan, kemerosotan nilai mata uang tersebut masih terkendali sehingga tidak banyak berdampak terhadap tingkat kemiskinan di Indonesia.
"Kita harapkan inflasi ini tidak akan membuat kemiskinan terganggu. Artinya, kemiskinan akan tetap membaik," ucap Bambang.
Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengutarakan, koordinasi antara bank sentral, pemerintah pusat dan pemerintah daerah melalui Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) telah berhasil mengendalikan inflasi stabil di angka 3,3 persen.
"Lima tahun lalu, inflasi terpantau masih menyentuh angka 8,3 persen. Saat ini dari sisi inflasi, Alhamdulillah sangat rendah, 3,3 persen. Akhir tahun ini kemungkinan 3,5 persen," ujar Perry.
Â
BI Ingin Inflasi Terkendali untuk Ciptakan Kesejahteraan
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) menginginkan inflasi terkendali untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pemerintah pusat dan daerah perlu bersinergi untuk mewujudkannya.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjio mengatakan, untuk memberikan kesejahteraan tidak hanya mendorong pertumbuhan ekonomi, tetapi dengan mengendalikan inflasi. Ke depan, ditargetkan inflasi berada di level 3 persen.
"Inflasi adalah kunci memberikan kesejahteraan, tidak hanya menumbuhkan ekonomi," kata Perry saat menghadiri sarasehan‎ nasional, di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Rabu 25 Juli 2018.
Menurut Perry, mengendalikan inflasi bukan hanya tugas pemerintah pusat dan daerah, kedua instansi tersebut harus bersinergi mengatasi permasalahan yang dapat menjadi pemicu inflasi.‎
"Untuk itu di Indonesia kita harus mampu bergandengan tangan dan bersinergi mengatasi permasalahan pengendalian inflasi," tuturnya.
Menurut Perry, pemerintah pusat dan daerah perlu berklaborasi memperkuat kelembagaan, serta membuat landasan tata kelola pengendalian inflasi yang jelas. Sehingga kesejahteraan tercipta dari inflasi terkendali.‎
"Penguatan kelembagaan baik di di pusat maupun di daerah perlu diiperkuat perlu didukung landasan tatakelola. yang jelas juknis yang jelas termasuk ketersediaan anggaran yang ada‎," ujar dia.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Â
Advertisement