Sukses

Diminati 2 Perusahaan, Pemenang Pengelola Blok Rokan Masuk Tahap Evaluasi

Pengelola Rokan akan ditetapkan pada ‎pekan depan.

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menerima proposal dari dua peminat Blok Rokan di Riau, yang akan habis masa kontraknya pada 2021.

Kedua proposal tersebut saat ini, sedang memasuki tahap evaluasi untuk menentukan pengelola blok migas yang menjadi tulang punggung produksi minyak nasional tersebut.

Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar mengatakan, Chevron dan Pertamina telah mengajukan proposal ke instansinya untuk menjadi pengelola Blok Rokan.

Setelah proposal diterima, tim penilai melakukan evaluasi kedua proposal tersebut, pada Rabu malam (25/7/2018). "Sedang dievaluasi, kita ini tim penilai," kat‎a dia di Jakarta,  Kamis (26/7/2018).

Menurut Arcandra, kedua perusahaan sudah melengkapi pro‎posalnya. Seperti Pertamina sudah melengkapi proposal yang sebelumnya dikembalikan perihal permasalahan komersial.

Dia mengaku, sebelum memutuskan pihak pengelola Blok Rokan setelah masa kontrak Chevron Pacific Indonesia habis pada 2021, pihaknya akan melakukan pleno dan evaluasi.

Pengelola Rokan akan ditetapkan pada ‎pekan depan. "Nanti kita pleno dulu, meeting semuanya, evaluasi, baru nanti putusannya. Semoga minggu depan," dia menandaskan.

2 dari 2 halaman

Chevron Siap Investasi USD 88 Miliar di Blok Rokan

PT Chevron Pacific Indonesia menyatakan kesiapan untuk mengelola Blok Rokan. Chevron bahkan telah menyediakan investasi sebesar USD 88 miliar untuk mengelola Blok Rokan.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, investasi tersebut nantinya dilakukan dalam dua tahap, selama kurun 20 tahun.

"Sah-sah saja kan kalau Chevron maju. Bisa saja kan join sama Pertamina. Dia investasi yang pertama, USD 33 miliar, kedua USD 55 miliar," jelas dia di Jakarta, Selasa (24/7/2018).

Luhut menambahkan, dalam pengelolaan Blok Rokan, Chevron bakal memanfaatkan teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR). Dengan teknologi tersebut, cadangan minyak yang bisa diambil sebesar 1,2 miliar barel.

"Dia punya teknologi memang, jadi dengan teknologi dia itu, dia bisa meningkatkan kapasitas cadangan dari minyak di sana ke 1,2 miliar barel. Dia bisa ambil dari situ," jelas Luhut.

"Dia fase pertama, dia bisa dapat 500 juta barel, itu dia investasi USD 33 miliar. Kemudian fase kedua dia bisa dapat 700 juta barel, (investasi) USD 55 miliar," tandasnya.

Reporter: Wilfridus Setu Umbu

Sumber: Merdeka.com