Sukses

Begini Perkembangan Terbaru Proyek MRT Jakarta

MRT Jakarta direncanakan mulai beroperasi secara komersial pada akhir Maret 2019.

Liputan6.com, Jakarta Perkembangan pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta fase I Lebak Bulus-Bundaran Hotel Indonesia (HI) telah mencapai 95,33 persen. 
 
"Progress terakhir itu 95,33 persen. Ini hot from the oven, angka per 25 Juli. Laporannya didapat tadi pagi sekitar jam 10. Jadi laporan per bulannya itu selalu keluar tiap tanggal 25," ungkap Direktur Utama PT MRT Jakarta, William Sabandara di kantornya, Jakarta, Kamis (26/7/2018).
 
 
William menjelaskan, angka 95,33 persen itu terdiri dari 93,41 persen merupakan perkembangan pembangunan depo dan elevated section cp 101 cp 103. Kemudian 97,26 persen untuk perkembangan pengerjaan bawah tanah (underground).
 
Dia mengatakan, MRT Jakarta direncanakan mulai beroperasi secara komersial pada akhir Maret 2019.
 
"Jadi ini (progress proyek) on track, untuk memastikan pengerjaan-pengerjaan ke depan berjalan lancar. Kita punya 218 hari menuju 1 Maret (2019)," ucap dia.
 
Lebih lanjut, dia menyebutkan beberapa milestone penting dalam pembangunan proyek MRT Jakarta ke depan. Seperti pada 9 Agustus 2018 nanti, akan dimulai tes integrasi persinyalan di jalur utama menggunakan kereta pertama.
 
Kemudian rencananya pada 10 September 2018, akan dimulai tes uji pergerakan kereta di jalur utama. Sementara pada 12 November 2018 akan diterapkan uji coba sistem integrasi.
 
"Untuk 8 Desember (2018) nanti kita akan uji coba kereta kedua sampai ke-16 di jalur utama. Baru pada 15 Februari 2019 akan full trial run," tutur William.
 
2 dari 2 halaman

PLN Pasok Listrik 60 Juta Va buat Proyek MRT

PT PLN (Persero) resmi memasok listrik untuk proyek MRT Jakarta sebesar 60 juta volt ampere (va). Proyek transportasi massal tersebut masuk golongan pelanggan industri prioritas, dengan tarif Rp 1.020 per kilo Watt hour (kWh). 

Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Tengah, Amir Rosyidin mengatakan,‎ penyaluran pertama ini akan digunakan untuk kegiatan konstruksi hingga pengoperasian MRT. Adapun listriknya dipasok dari gardu induk Pondok Indah dan CSW kemudian disalurkan ke gardu distribusi listrik (receiving substation/RSS) MRT Jakarta. 

‎"MRT Jakarta menggunakan grade 150 kilovolt. Dari gardu distribusi MRT bawah tanah disalurkan ke gardu traksi di setiap stasiun untuk memenuhi operasional dan operasi kereta,” kata Amir, di Jakarta, Jumat (13/7/2018).‎

"Dia melanjutkan, pasokan listrik tahap pertama PLN untuk memenuhi 13 stasiun MRT. Pihaknya meyakini, pasokan listrik MRT akan mendongkrak konsumsi listrik PLN. Saat ini di Jawa pertumbuhan konsumsinya mencapai 5,6 persen. 

"PLN secara resmi menyambung listrik untuk MRT. Ini disalurkan pertama kali ke MRT,” ujar dia.

Amir juga menjamin keandalan listrik di Jakarta. Lantaran pasokan listrik Jakarta, dipasok dari empat sistem, yaitu gardu induk Balaraja, gardu induk Bekasi, gardu induk Muara Karang dan Priok, dan gardu induk Gandul. 

General Manajer Distribusi Jakarta, Muhamad Iksan Asaad menambahkan, pasokan listrik untuk MRT ini merupakan pelayanan premium sehingga dipastikan PLN menjamin kehandalan listriknya, dengan tarif ‎Rp1.020 per kWh. 

"Sehingga kami pasti me-minimize risiko. Artinya PLN akan mengantisipasi sejauh mungkin adanya pemadaman listrik,” ujar Ikhsan. 

Dia menjelaskan, pasokan listrik MRT sebesar 60 juta VA akan digunakan operasional gerbong kereta hingga persinyalan. Di luar itu, PLN juga akan menambah pasokan untuk operasional 13 stasiun MRT. 

"Itu nanti untuk kafe, kantin dan tempat-tempat makan dan transite of development di stasiun," ujar dia.

Tonton Video Menarik Ini: