Liputan6.com, Jakarta PT Bank Central Asia Tbk (BCA) membukukan laba bersih sebesar Rp 11,4 triliun, pada semester I-2018. Pertumbuhan laba bersih BCA pada paruh pertama 2018, naik sebesar 8,4 persen dari periode yang sama pada 2017 yang sebesar Rp 10,5 triliun.
"Pendapatan operasional BCA yang terdiri dari pendapatan bunga bersih dan pendapatan operasional lainnya, meningkat 7,6 persen menjadi Rp 29,5 triliun pada semester pertama 2018 dibandingkan Rp 27,4 triliun pada semester pertama 2017," kata Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja di Jakarta, Kamis (26/7/2018).
Baca Juga
Kendati demikian, pertumbuhan laba tahun ini tidak sebesar tahun lalu. Pada periode yang sama tahun lalu, laba BCA tumbuh hingga dua digit yaitu sebesar 10 persen, sementara tahun ini hanya sebesar 8,4 persen.
Advertisement
Jahja menjelaskan, penurunan tersebut karena Net Interest Margin (NIM) yang tertekan pendapatan kredit yang berkurang karena suku bunga belum naik.
Sementara suka bunga dana simpanan (deposito) sudah mulai naik dengan berakhirnya tren suku bunga rendah.
Sementara itu, Jahja menjelaskan jika posisi neraca BCA tumbuh sehat dengan portofolio kredit meningkat 14,2 persen secara year on year menjadi Rp 494 triliun serta dana giro dan tabungan (CASA) naik sebesar 12,7 persen yoy menjadi Rp 481 triliun.
"Kepercayaan nasabah pada bisnis perbankan transaksi BCA telah mendukung kenaikan CASA yang merupakan fakta pendorong pertumbuhan dana pihak ketiga," jelas dia.
CASA BCA meningkat 12,7 persen yoy menjadi Rp 481,3 trilin dan tetap merupakan porsi utama dari dana pihak ketiga yaitu sebesar 78,2 persen pada akhir Juni 2018.
Reporter: Yayu Agustini Rahayu
Sumber: Merdeka.com
Dana Tabungan
Dalam komposisi CASA, dana tabungan tumbuh 13,2 persen menjadi Rp 315,1 triliun. Sementara dana giro meningkat 11,8 persen mencapai Rp 166,2 triliun. Adapun dana deposito tercatat sebesar Rp 134,3 triliun atau turun 7,6 persen.
"Meskipun mengalami penurunan secara yoy, dana deposito meningkat dibandingkan dengan posisi Maret 2018, sejalan dengan kenaikan suku bunga deposito. Dengan demikian, secara keseluruhan dana pihak ketiga tumbuh sebesar 7,6 persen yoy, menjadi Rp 615,6 triliun pada akhir Juni 2018," ujarnya.
Jahja menegaskan perusahaan akan selalu menerapkan prinsip kehati-hatian di tengah kondisi perekonomian saat ini.
"Kami meyakini bahwa Indonesia memiliki fondasi perekonomian yang kokoh dan prospek perekonomian yang positif ke depannya meskipun saat ini sedang dihadapkan pada kondisi makro ekonomi yang dinamis. Posisi neraca yang solid dan penerapan praktik perbankan yang berhati-hati akan terus menjadi fondasi yang dalam pertumbuhan BCA ke depannya."
Advertisement