Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR) mendukung percepatan pengembangan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Tanjung Lesung, antara lain dengan pemeliharaan dan peningkatan jalan akses dari Citeureup, Pandeglang Banten menuju Tanjung Lesung.
Membaiknya kondisi jalan nasional telah menjadi faktor utama meningkatnya minat wisatawan untuk berkunjung ke Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Tanjung Lesung, Provinsi Banten.
Advertisement
Baca Juga
"Berjarak 170 km dari Ibukota Jakarta, Tanjung Lesung dapat ditempuh melalui perjalanan darat selama 2,5 – 3 jam,"kata Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR Endra S Atmawidjaja, di Jakarta, Minggu (29/7/2018).
Kementerian PUPR Pun melakukan pemeliharaan dan peningkatan akses jalan, sepanjang 6,1 km serta pemeliharaan Jembatan Ciliman dan Citeureup, untuk meningkatkan kemudahan akses ke Tanjun Lesung.
Selain itu, Kementerian PUPR juga tengah membangun Pengaman Pantai Jongor, Caringin dan Kemuning di Kabupaten Pandeglang dengan panjang sekitar 7,2 km yang ditargetkan selesai tahun 2019.
Kementerian PUPR juga mengembangkan potensi wisata berbasis pembangunan desa dan ekonomi kerakyatan, dengan mendorong kerajinan Batik Cikadu dan perkebunan salak untuk mendukung KSPN Tanjung Lesung.
"Batik Cikadu dan agrowisata salak purus terus didorong dengan pengembangan Kampung Wisata Cikadu, agar bisa menjadi destinasi wisata baru di KSPN Tanjung Lesung," tandasnya.
RI Ajak Brunei Darussalam Investasi di Tanjung Lesung
Pemerintah Indonesia melebarkan kerjasama di bidang pariwisata dengan beberapa negara tetangga. Brunei Darussalam menjadi salah satu negara yang dilirik pemerintah agar ikut berinvestasi di sektor tersebut, khususnya di kawasan ekonomi khusus (KEK) Tanjung Lesung, Banten.
"Ide itu dibahas oleh Kadin. Jadi Tanjung Lesung di Banten saat ini sedang dibangun infrastrukturnya, kita coba tawarkan kepada Brunei Darussalam untuk ikut berinvestasi mulai dari pembukaan hotel, destinasi wisata, dan sebagainya," kata Direktur Asia Tenggara Kemenlu RI, Denny Abdi, saat ditemui di Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta Pusat, Rabu (18/7/2018).
Rencanaya penawaran untuk berinvestasi ini akan disampaikan oleh Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi kepada Menteri Luar Negeri Brunei Darussalam, Erywan Yusof, saat kunjungannya ke Jakarta Jumat (20/7/2018) mendatang.
"Karena Brunei Darussalam itu memiliki pendapatan per kapita cukup tinggi, di bawah Singapura dan di atas Malaysia, jadi kita melihat adanya potensi. Selama ini Brunei Darussalam hanya mengandalkan cadangan minyak sebagai sumber pendapatan, tetapi kini mereka mulai melihat sumber pertumbuhan lain seperti di sektor pariwisata," jelas Denny.
"Menlu Retno nanti akan berdialog dan mencoba untuk menawarkan kerjasama di bidang pariwisata. Karena Menlu Erywan datang dengan beberapa pelaku usaha, maka mereka bisa melihat sebesar apa potensi dan peluang yang ada di sini. Ini termasuk penguatan ekonomi untuk negara kita," tambahnya.
Meski demikian, keputusan akhir mengenai investasi nantinya akan tergantung kepada para investor. Sebab pemerintah hanya berusaha memfasilitasi kegiatan seperti business meeting atau pertemuan antar pelaku bisnis saja.
"Aktor utamanya sebenarnya adalah para pengusaha. Kita upayakan business meeting yang nantinya bisa mempertemukan pengusaha dari kedua negara," tandasnya.
Reporter: Ira Astiana
Sumber: Merdeka.com
Advertisement