Sukses

Kuasai Blok Rokan, Pertamina Bisa Jadi Produsen Migas Terbesar di Indonesia

Indef menilai, pengelolaan Blok Rokan oleh Pertamina akan mempercepat terwujudnya pengelolaan kedaulatan energi.

Liputan6.com, Jakarta - Pengamat Energi dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Abra Talattov, menyatakan pengelolaan Blok Rokan oleh Pertamina akan membuat perusahaan pelat merah tersebut menjadi produsen migas terbesar di Indonesia.

Pasalnya, Blok Rokan merupakan aset yang sangat strategis. Blok Rokan mampu menghasilkan produksi minyak sekitar 122 ribu barel per hari (bph) atau menyumbang sekitar 50 persen total produksi Chevron yang saat ini mengelola blok tersebut.

"Blok Rokan juga terdiri dari 76 lapangan migas aktif dan paling utama adalah Lapangan Duri dengan produksi 54 ribu bph. Dia juga berkontribusi terhadap 44 persen produksi Blok Rokan,” ujar dia di Jakarta, Selasa (31/7/2018).

Abra mengungkapkan, dari sisi produksi migas, saat ini Pertamina masih berada di posisi ke-3. Bahkan, produksinya kalah jauh dengan Chevron yang merupakan perusahaan asal Amerika Serikat (AS).

Namun, jika blok itu berhasil dikuasai, ‎Pertamina akan menjadi produsen migas terbesar di negeri sendiri, dengan pangsa sekitar 70 persen terhadap produksi nasional.

"Saat ini Pertamina berada di posisi ketiga dalam hal produksi migas nasional, yaitu rata-rata sebesar 76 ribu bph, jauh di bawah Chevron 212 ribu bph,” kata dia.

Abra menuturkan, sebenarnya ‎tidak ada alasan bagi pemerintah untuk tidak menyerahkan Blok Rokan ke tangan Pertamina.

Selain itu, dengan memberikan hak kelolanya kepada Pertamina, maka akan mempercepat terwujudnya pengelolaan energi yang lebih berdaulat.

"Blok Rokan ini sangat strategis, kita harus perjuangkan agar bisa kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi,” ujar dia.

 

2 dari 2 halaman

Pertamina dan Chevron Bersaing Dapatkan Hak Kelola Blok Rokan

Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) dan Chevron Pacific Indonesia akan saling bersaing untuk mengelola Blok Rokan, Riau. Saat ini blok tersebut dikelola oleh Chevron, tapi masa kontraknya akan berakhir di 2021.

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar mengatakan, pihaknya tengah mengevaluasi masa kontrak blok-blok migas yang akan habis masa kontraknya. Salah satunya yaitu Blok Rokan.

"Kita sudah selesaikan blok-blok terminasi untuk 2018 ada delapan blok, 2019 selesai, 2020 baru saja selesai. Ini kita masih dalam tahap menyelesaikan 2021, termasuk Rokan, akhir Juli maksimal awal Agustus. Setelah itu 2022 Agustus-September selesai," ujar dia di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Kamis, 26 Juli 2018.

Menurut dia, Pertamina telah menyampaikan proposal finalnya untuk bisa mengelola blok tersebut kepada Kementerian ESDM. "Pertamina sudah komplet, kemarin malam, lengkap. Firm Working Commitment, bonus signature, sudah semua. (Rencana investasi Pertamina?) Baik semua pokoknya. Baik pokoknya," kata dia.

Namun demikian, pemerintah akan melihat proposal yang masuk, baik dari Pertamina maupun Chevron. Arcandra menyatakan banyak hal yang akan menjadi pertimbangan Kementerian ESDM dalam menilai kedua proposal tersebut.

"Kita melihat untuk Rokan yang di-compare banyak. Tentu secara komersial berapa development, komitmen kerja pasti, bonus signature, yang selama ini, metode sekarang ke depan dia bisa produksi berapa, lalu di-MPV-kan, dari situ dihitung berapa bonus signature-nya," ungkap dia.

Arcandra mengungkapkan, penilaian terhadap masing-masing proposal saat ini tengah dilakukan. Dia menargetkan pada awal bulan depan penilaian tersebut sudah selesai.‎

"Kita lagi berusaha agar selesai. Hari ini sampai minggu depan kita maraton untuk evaluasi. Kita coba yang terbaik. Targetnya awal Agustus selesai. ‎Ini sedang dievaluasi. Yang mengevaluasi, kan, ESDM. Itu informasi agar semua pihak dihormati. Tunggu-lah sabar," ujar dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini: