Sukses

Bandara Soekarno Hatta Tingkatkan Standar Pelayanan Sambut Asian Games 2018

Indonesia memiliki sekitar 60 perusahaan MRO dan hanya sedikit perusahaan yang mendapatkan sertifikasi FAA, termasuk FL Technics.

Liputan6.com, Jakarta Bandar Udara Soekarno-Hatta di Tangerang terus menggenjot berbagai proyek untuk meningkatkan kualitas pelayanan bagi para penumpang dan maskapai. Ini demi perhelatan Asian Games 2018. 

PT Angkasa Pura II (Persero) sebagai operator bandara sedang mengembangkan fasilitas baru seperti landasan pacu (runway) ketiga untuk mengakomodasi peningkatan jumlah penumpang.

Pada 2017, Bandar Udara Soekarno-Hatta menjadi salah satu bandara tersibuk di dunia dengan 63 juta penumpang – mengalahkan Bandara Changi di Singapura yang mencatatkan 62,2 juta penumpang.

Tak hanya infrastruktur, reputasi Bandar Udara Soekarno Hatta kini kian diakui di mata internasional melalui peningkatan standar pelayanan di sektor internal. Salah satunya jasa perawatan dan reparasi serta perawatan pesawat.

Baru-baru ini, FL Technics, penyedia jasa perawatan, reparasi dan pemeriksaan pesawat terintegrasi atau MRO (Maintenance, Repair and Overhaul) di Bandara Soekarno Hatta menerima sertifikat FAA (Federal Aviation Association) Part-145 Air Repair Station #47DY377D dari Amerika Serikat.

Dengan Sertifikat FAA ini, FL Technics Indonesia di Soekarno-Hatta telah mendapatkan pengakuan sebagai perusahaan yang memberikan layanan dengan profesionalisme tinggi, sesuai dengan standar negara-negara barat seperti Eropa dan Amerika.

“FL Technics menyediakan dukungan perawatan dan dukungan teknis bagi pelanggan lokal maupun internasional, mencakup layanan reparasi, modifikasi dan layanan teknik. Ini merupakan kesempatan besar bagi bisnis kami di Jakarta untuk membuka pintu bagi ekspansi lebih jauh dan membuka lebih banyak kesempatan di wilayah ini,” kata Martynas Grigalavicius, CEO FL Technics Indonesia dalam keterangannya, Selasa (31/7/2018).

Dia mengatakan, dengan hal ini FL Technics Indonesia bisa menerima ratusan pesawat baru di hangar dan menyediakan layanan MRO bagi klien setempat. Indonesia memiliki sekitar 60 perusahaan MRO dan hanya sedikit perusahaan yang mendapatkan sertifikasi FAA, termasuk FL Technics.

Melalui sertifikat ini, FL Technics Indonesia dapat memberikan layanan MRO kepada berbagai jenis pesawat yang terdaftar di Amerika Serikat, seperti Boeing.

FL Technics merupakan bagian dari Avia Solutions Group, perusahaan penerbangan internasional berbasis di Vilius, Lithuania.

FL Technics Indonesia mengoperasikan hangar seluas 20.000 meter persegi di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta dan mempekerjakan sekitar 20 tenaga ahli di bidang penerbangan. Perusahaan ini merawat jajaran pesawat Airbus A320 dan Boeing 737-300/ 400/ 500/ 600/ 700/ 800/ 900.

2 dari 2 halaman

Selain Maskapai, Industri Ini Ketiban Untung Pencabutan Larangan Terbang Uni Eropa

Uni Eropa resmi mengeluarkan Indonesia dari EU Flight Safety List. Uni Eropa mencabut larangan terbang (EU Flight Ban) yang dijatuhkan sejak 2007 silam.

Dengan demikian, berarti maskapai penerbangan Indonesia yang berjumlah 55 maskapai dinilai telah memenuhi syarat diizinkan terbang ke Uni Eropa.

Dirjen Perhubungan Udara, Agus Santoso mengatakan keuntungan paling dekat yang bakal diterima Indonesia dari pencabutan larangan terbang ke Eropa tidak hanya dirasakan maskapai melainkan juga industri Maintenance, Repair, dan Overhaul (MRO) pesawat di Indonesia.

Dengan pencabutan larangan terbang, kata dia, menunjukkan bahwa aspek MRO sektor penerbangan di Indonesia sudah cukup mumpuni dan dapat memenuhi standar internasional.

"Dengan trusted ini maintenance kita diakui Eropa sehingga dengan PD-nya kita menegaskan bahwa seluruh dunia tidak ada yang nge-band kita. Itu berarti tidak hanya airline saja tapi maintenance-nya," ungkapnya ketika ditemui, di Kementerian Perhubungan, Jakarta, Minggu (17/6/2018).

Dengan begitu bisnis MRO Indonesia dapat didorong untuk melebarkan sayapnya menggarap pasar di luar negeri, terlebih di negara-negara sekitar Indonesia.

"Itu bisa kita dorong untuk merawat pesawat-pesawat di negara sekitar kita. Kalau itu sudah lolos berarti SDM, pilot, mekanik bisa di-recognize, sehingga mudah bekerja di tempat yang lain. misalnya di Qatar, Cina, dan sebagainya," tandas Agus.

Reporter: Wilfridus Setu Umbu

Sumber: Merdeka.com