Sukses

Angkasa Pura II bakal Kelola Bandara Kediri yang Dibangun Gudang Garam

Bandara Kediri merupakan satu dari 10 bandara baru yang akan dikelola PT Angkasa Pura II.

Liputan6.com, Palembang - PT Gudang Garam Tbk berencana membangun Bandara Kediri. Nilai investasi pembangunan bandara tersebut mencapai Rp 5 triliun-Rp 6 triliun. 

Direktur Komersial PT Angkasa Pura II, Daan Ahmad menyatakan perseroan mendapatkan tawaran dari Gudang Garam untuk mengelola Bandara Kediri jika sudah beroperasi. "Ini harus diapresiasi karena mereka akan bangun dana Rp 5 triliun-Rp 6 triliun oleh Gudang Garam. Nanti diserahkan ke pemerintah," ujar dia di Palembang, Rabu (1/8/2018).

Tak hanya Bandara, Daan mengungkapkan Gudang Garam juga telah memiliki maskapai penerbangan sendiri.

"Ternyata pas saya ke sana mereka juga sudah punya airlines. Jadi ini bagus, ada perusahaan punya maskapai sekaligus airport. Di Singapore ada juga, jadi ini bisa jadi model di Indonesia," dia menambahkan.

Daaan menyebutkan Bandara Kediri merupakan satu dari 10 bandara baru yang akan dikelola perseroan. Bandara lain yang akan dikelola yaitu, Purbalingga, Sibolga, Jember, Sabang, Lampung, Bengkulu, Belitung, Bintan, Purbalingga dan Palangkaraya. "Palangkaraya bagus jadi ibu kota karena dekat dari negara Asia lainnya," jelas dia.

Daan menuturkan, tambahan pengelolaan 10 bandara tersebut bisa mendukung kinerja perseroan yang menargetkan bisa melayani 120 juta penumpang pada 2020. Saat ini perseroan telah melayani sekitar 100 juta. "Akhir tahun ini mudah-mudahan bisa tembus 110 juta," tutur dia.

2 dari 2 halaman

Dapat Prioritas

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan Bandara Kediri tidak akan masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN). Meski demikian, proses pembangunan bandara tersebut akan mendapatkan prioritas.

‎Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub Agus Santoso mengatakan, salah satu kriteria proyek yang bisa masuk dalam PSN, yaitu selesai pembangunannya pada 2019. Sedangkan proyek ini diperkirakan belum bisa rampung pada tahun depan.

"Bukan PSN tapi tetap jadi prioritas. Kalau PSN kan harus selesai 2019," ujar dia di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Selasa (8/5/2018).

Meski tidak masuk PSN, lanjut Agus, namun bandara yang dibangun oleh PT Gudang Garam tetap akan mendapatkan kemudahan dalam proses pembangunannya. Salah satunya soal pembebasan lahan.

"Kan PSN ada skema-skema, kriteria tertentu. Dia (Bandara Kediri) prioritas bukan PSN dan dia adalah greenfield. Greenfield itu mulai pembebasan lahan, konstruksi airport dan sebagainya bahkan join operation-nya yang sudah memiliki BUBU (badan usaha bandar udara). Jadi nanti dari pengadaan sampai operasi murni swasta, tapi pengoperasian bukan kepemilikan," jelas dia.

Sementara terkait upaya Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan yang kembali mengusulkan agar bandara ini masuk PSN, Agus menyatakan Kemenhub tetap menyambut baik hal tersebut.

"Ya bagus juga, tapi Proyek Strategis Nasional kan targetnya salah satunya selesai 2019. Jadi prioritas dan bukan selesai 2019," tandas dia.‎