Sukses

The Fed Pertahankan Suku Bunga Acuan AS 02 Agustus 2018

Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve mempertahankan suku bunga acuannya di kisaran 1,75 persen-2 persen.

Liputan6.com, Washington - Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve mempertahankan suku bunga acuannya di kisaran 1,75 persen-2 persen usai gelar pertemuan dalam dua hari 31 Juli 2018-1 Agustus 2018.

Dengan hasil the Federal Reserve tersebut diperkirakan kenaikan suku bunga acuan the Federal Reserve terjadi pada September 2018.

Meski mempertahankan suku bunga, the Federal Reserve meningkatkan penilaian ekonomi AS. Ini dilihat dari pernyataan dalam rapat the Federal Open Market Committee (FOMC) yang mengatakan pasar tenaga kerja terus kuat. Ini konsisten dengan hasil pertemuan the Federal Reserve pada Juni.

FOMC juga mencatat kalau aktivitas ekonomi telah meningkat pada tingkat yang kuat. Pandangan ini lebih percaya diri ketimbang Juni yang sebutkan pertumbuhan solid.

Selain itu, pengeluaran rumah tangga dan investasi bisnis juga tumbuh kuat. Ini merupakan perbaikan dari hasil pertemuan Juni yang menyebutkan pengeluaran rumah tangga naik.

Perubahan itu terjadi usai pemerintah AS mengatakan produk domestik bruto (PDB) tumbuh 4,1 persen pada kuartal II 2018. Angka itu tercepat dalam hampir empat tahun. Selain itu, tingkat pengangguran mendekati level terendah empat persen. Meski pun data manufaktur menunjukkan kekhawatiran tentang dampak tarif terhadap aktivitas. The Federal Reserve tidak menyebutkan dampak penerapan tarif AS dengan mitra dagangnya.

"Ini akan menjadi menarik mengawasi komunikasi the federal Reserve sekarang dan September ketika kami mengharapkan bank sentral menaikkan suku bunga untuk ketiga kali pada 2018," ujar James McCann, Ekonom Senior Aberdeen Standard Investments, seperti dikutip dari laman CNBC, Kamis (2/8/2018).

Adapun Chairman The Federal Reserve Jerome Powell telah menarik kemarahan Presiden AS Donald Trump karena menaikkan suku bunga. Campur tangan politik ini jelas tidak membantu dan suku bunga naik akan kembali terjadi pada September.

Meski demikian, sejumlah pejabat the Federal Reserve termasuk Jerome Powell mengirim indikasi kenaikan suku bunga akan datang terjadi sebelum akhir 2018.

Pelaku pasar prediksi peluang kenaikan suku bunga pada September mencapai 91,4 persen. Sedangkan pada Desember mencapai 68,2 persen.

 

2 dari 2 halaman

Trump Kritik Kenaikan Suku Bunga, The Fed Tetap Jalani Normalisasi Kebijakan Moneter

Meski demikian the Federal Reserve terlambat alami resistensi politik yang signifikan. Presiden AS Donald Trump mengeluhkan keinginan bank sentral tetap konsisten melanjutkan kebijakan normalisasi moneter.

The Federal Reserve berada dalam tren kenaikan suku bunga sejak Desember 2015. Sebelumnya the Federal Reserve mempertahankan suku bunga dekati nol selama tujuh tahun.

Trump menuturkan, pihaknya khawatir kenaikan suku bunga dapat hambat pertumbuhan ekonomi. Sebagian besar pengamat yakin the Federal Reserve tidak akan terpengaruh oleh retorika presiden.

"Pejabat the Federal Reserve pada dasarnya abaikan tekanan baru-baru ini dari Presiden Trump untuk perlambat dan hentikan kenaikan suku bunga yang dukung kenaikan dolar AS,” tulis Analis Evercore ISI, Krishna Guha dalam analisanya.

Dalam pernyataan the Federal Reserve, Komite juga mencatat sikap kebijakannya tetap akomodatif. The Federal Reserve menyatakan inflasi akan mendekati dua persen sesuai target. Adapun hasil pertemuan the Federal Reserve yang dirilis dalam tiga minggu akan berikan wawasan lebih dalam bagaimana pejabat the Federal Reserve memandang ekonomi.

Anggota komite the Federal Reserve dari Atlanta menaikkan prediksi pertumbuhan ekonomi naik menjadi lima persen dari target semula 4,7 persen pada kuartal III 2018. Meski masih awal tetapi hal itu akan dorong keinginan the Federal Reserve untuk mempertahankan rencana menaikkan suku bunga.

Pada Juni, pejabat the Federal Reserve perkirakan ekonomi akan naik naik 2,8 persen pada 2018. Kemudian moderat menjadi 2,4 persen pada 2019 dan dua persen pada tahun berikutnya.

Selanjutnya, pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang mencapai 1,8 persen. Pejabat pemerintahan AS di bawah Presiden Donald Trump mempertahankan pertumbuhan ekonomi setidaknya tiga persen.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini: