Liputan6.com, Jakarta - Bukalapak memaparkan beberapa keuntungan berjualan online dibanding dengan toko offline. Strategic Advisor Bukalapak, Muhammad Isa menyebutkan setidaknya ada tiga keuntungan berbisnis secara online.
Pertama, adalah pasar yang sangat luas. Saat ini hampir semua orang dapat mengakses internet di mana saja.
"Jadi sebenarnya untuk go digital sebenarnya gampang, apalagi setiap orang sudah megang handphone, sudah punya sosial media," kata Muhammad Isa saat ditemui di Gedung PP Muhammadiyah, Jakarta, Kamis (2/8/2018).
Advertisement
Baca Juga
Muhammad Isa menjelaskan, pasar yang lebih luas, rasio kesuksesan akan semakin besar.Â
"Dengan market yang lebih luas kalau misalnya kita buka warung misalnya, kita punya toko keren di sebuah jalan. Sekeren apapun produk kita, sebesar apapun toko kita marketnya cuma di sekitar warungnya doang. Tapi ketika kita go digital kita bawa ke langit, marketnya adalah semua orang yang punya internet," ujar dia.
Kedua, bisa menghemat biaya pembuatan toko. Jika membuka toko offline setidaknya akan ada pengeluaran untuk membangun atau menyewa sebuah tempat.
"Misalnya kita punya toko berapa miliar yang keluar? nyewanya lah, beli apa segala macam butuh biaya juga. Ini digital tokonya online tidak keluar biaya sama sekali, kurang lebih begitu," kata dia.
Terakhir keuntungan jualan online adalah waktu yang lebih efisien. Di mana pelanggan bisa berbelanja kapan saja.
"Yang ketiga adalah tokonya buka 24 jam 7 hari seminggu. Jadi bisa buka kapan saja bisa nerima orderan kapan saja. Kalau misalnya toko besar setelah jam 6 tokonya tutup, orang yang mau beli kehalang," kata dia.
Â
Reporter: Yayu Agustini Rahayu
Sumber: Merdeka.com
Â
Â
Targetkan 70 Juta Pengunjung
Bukalapak menargetkan, jumlah pengunjung pada akhir 2018 bisa menyentuh di atas 70 juta kunjungan.
VP of Marketing Bukalapak Bayu Sterling mengatakan, pihaknya berencana membuat berbagai program baru lagi yang lebih besar pada Kuartal IV 2018.
"Kita punya data, jumlah pengunjung per bulan itu di atas 50 juta. Potensi masih gede. Lewat program-program baru yang lebih besar ini, jumlah pengunjung sampai akhir tahun bisa melewati batas 70 juta," ungkap dia di Jakarta, Kamis 26 Juli 2018.
Demi menggapai tujuan itu, Bayu menyatakan, Bukalapak akan lebih meningkatkan inovasi yang bersifat customer oriented.
Bukan hanya jumlah kunjungan, ia mengatakan, Bukalapak juga punya asa untuk meninggikan keberadaan unit Usaha Kecil dan Menengah (UKM) atau yang disebut pelapak di aplikasinya.
"Keinginan kita di akhir tahun ini, jumlah pelapak naik dari 3 juta jadi 5 juta dari jumlah UKM di Indonesia yang antara 40-50 juta unit," jelas dia.
"Nafas kita masih jauh. Mudah-mudahan Bukalapak bisa melangkah lebih cepat lagi. Sehingga penetrasi e-commerce di Indonesia semakin luas," dia menambahkan.
Lebih lanjut, Bayu pun turut menerangkan terkait rasio jumlah pengunjung dengan kegiatan transaksi yang terjadi dalam aplikasi. Meski tidak dapat menyebutkan angka pasti, ia menyebutkan perbandingan jumlah kunjungan dan transaksi berkisar belasan persen.
"Salah satu fokus kita untuk meningkatkan angka transaksi adalah dengan meningkatkan performance aplikasi Bukalapak di android. Kalau kita semakin mendorong traffic yang ada di apps, kita yakin bisa meningkatkan angka transaksi yang ada. Rasio angka transaksi terhadap jumlah pengunjung bisa belasan persen," tutur dia.
Advertisement