Sukses

JK: Pemilu Tak Bikin Ekonomi Sulit

Wapres Jusuf Kalla menuturkan, Indonesia perlu berjuang keras kejar investasi seperti Thailand dan Vietnam.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) optimistis ekonomi pada masa pemilihan umum (Pemilu) 2019 tumbuh optimal. Salah satunya disumbang oleh pertumbuhan konsumsi. Hal ini sesuai dengan pengalaman pada pemilu-pemilu sebelumnya.

"Pada tahun 2004 konsumsi naik, tahun 2014 juga naik lumayan, jadi pemilu tidak bikin ekonomi sulit. Mencetak kertas suara, mencetak baliho, itu rezeki," ujar Wapres JK saat memberi paparan di Acara Business Lunch di Hotel Arya Duta, Jakarta, Kamis (2/8/2018).

Namun demikian, untuk investasi, pengusaha masih akan menunggu dan melihat bagaimana kebijakan pemerintah. Oleh karena itu, dia mengajak seluruh pihak untuk berjuang keras mengingat Indonesia sudah tertinggal dari Thailand dan Vietnam.

"Investasi kita masih berjuang keras harus kejar Thailand, Vietnam, makanya kita perlu kepastian. Makanya tugas media memberikan suasana. Jadi isu bad news is good news jangan dipakai sebagai pokok. Jadi berita baik ya berita baik," ujar JK.

Jusuf Kalla menambahkan, investasi yang tidak banyak terganggu ketika masa pemilu adalah investasi infrastruktur. Sementara, investasi industri umumnya akan lebih banyak menunggu karena dipengaruhi juga oleh faktor global.

"Investasi Infrastruktur saya kira tidak terpengaruh, yang terpengaruh investasi di bidang industri, tapi ini juga dipengaruhi oleh trade war, kebijakan The Fed," ujar dia.

 

Reporter: Anggun P.Situmorang

Sumber: Merdeka.com

 

2 dari 2 halaman

Pilpres Tak Bakal Ganggu Pertumbuhan Industri pada 2019

Sebelumnya, Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto, menuturkan, gelaran pesta demokrasi seperti Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019 tidak akan mengganggu sektor industri dan masuknya investasi ke dalam negeri.‎

Pertumbuhan industri diyakini tetap mampu tumbuh di atas 5 persen pada 2019. Airlangga mengungkapkan, pilpres dan pileg merupakan kegiatan politik yang sudah rutin digelar setiap lima tahun sekali.

Oleh sebab itu, menurut dia, ada kegiatan-kegiatan seperti ini merupakan hal yang biasa dan tidak akan mengganggu dunia usaha.

"Ya kegiatan politik itu reguler, pilkada, pileg, pilpres. Tentu bagi ekonomi itu kita pisahkan antara ekonomi dan politik," ujar dia di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu 1 Agustus 2018.

Selain itu, dia juga meyakini gelaran pilpres dan pileg tahun depan juga akan berjalan kondusif. Hal ini berkaca dari pemilihan kepala daerah (pilkada) yang telah berlangsung pada bulan lalu dan terbukti berjalan dengan lancar.

"Tantangan kekinian itu menjadi suatu event yang disebut pesta demokrasi, jadi tidak perlu menakuti investor. Dalam pilkada lalu terbukti tidak ada persoalan sehingga berjalan lancar. Oleh karena itu, ke depan setiap ajang lima tahunan ada, tapi bisnis dan ekonomi tetap berjalan secara pararel," tutur dia.

Pada 2019, ucap Airlangga, pihaknya menargetkan pertumbuhan industri bisa tetap berada di atas 5 persen. Tahun ini, industri telah ditargetkan tumbuh 5,6 persen.

"Diupayakan di atas 5 persen (2019). Kalau industri basis pabrik, jadi enggak ada kalender politik dalam industri," kata dia.