Liputan6.com, Jakarta - Masyarakat Kecamatan Sulabesi Tengah, Kabupaten Kepulauan Sula, Maluku Utara, kini dapat menikmati harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan harga yang sama di Pulau Jawa. Hal ini terjadi usai beroperasinya lembaga penyalur BBM satu harga.
Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Migas Kementerian ESDM, Alimuddin Baso mengatakan, BBM Satu Harga merupakan salah satu agenda prioritas pemerintah yang termasuk dalam Nawacita, yaitu membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.
Menteri ESDM kemudian menerbitkan Peraturan Menteri ESDM Nomor 36 Tahun 2016 tentang Percepatan Pemberlakuan Satu Harga Jenis BBM Tertentu dan Jenis BBM Khusus Penugasan secara Nasional, yang diberlakukan sejak 1 Januari 2017.
Advertisement
Baca Juga
Di Maluku Utara, setelah Kabupaten Kepulauan Sula akan ada dua kabupaten lain yang didirikan lembaga penyalur BBM yaitu Kabupaten Halmahera Barat dan Kabupaten Halmahera Timur.
"Ditjen Migas bersama BPH Migas dan Pertamina terus melakukan pemetaan lokasi sasaran program BBM Satu Harga," kata Alimuddin, dikutip dari situs resmi Ditjen Migas, di Jakarta, Kamis (2/8/2018).
Menurut Manager Retail Fuel Marketing PT Pertamina (Persero) Fanda Chrismianto, lembaga penyalur resmi BBM satu harga berupa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) kompak, pendirian SPBU ini diharapkan akan membawa dampak positif bagi perekonomian.
"Kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Kepulauan Sula dapat ditingkatkan," tutur dia.
Warga Senang
Warga Kabupaten Kepulauan Sula merasa sangat bersyukur atas kehadiran SPBU tersebut, sehingga masyarakat dapat menikmati BBM Premium dengan harga Rp 6.450 per liter dan Solar seharga Rp 5.150 per liter.
"Tentunya hal ini akan meringankan beban masyarakat yang selama ini kesulitan dalam membeli BBM,” kata Bupati Kepulauan Sula Hendrata Thes.
Kabupaten Kepulauan Sula terletak paling Selatan di wilayah Maluku Utara. Jarak dari Kota Ternate, ibukota provinsi sekitar 284 km dapat ditempuh melalui penerbangan udara dan pelayaran laut.
Seperti umumnya wilayah Kepulauan Maluku, Sula merupakan daerah pertanian, khususnya perkebunan. Hasil kebunnya, antara lain kelapa, cengkeh, pala dan kakao. Selain itu juga produk tanaman pangan seperti padi ladang, ubi kayu dan ubi jalar.
Selain berkebun, masyarakat Sula juga bekerja sebagai nelayan. Dengan luas lautan mencapai kurang lebih 14.500 km² atau 60 persen dari total wilayahnya dan secara geografis mengelilingi wilayah-wilayah daratannya, bisa dikatakan kabupaten ini menyimpan potensi perikanan yang cukup besar.
Advertisement