Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) bekerja sama dengan produsen mobil BMW meluncurkan dispenser khusus untuk charging station mobil listrik, di gelaran GIIAS 2018.
"Program Pertamina untuk mendorong energi masa depan. Dispenser masa depan nanti seperti ini," ujar VP Corporate Communication PT Pertamina, Adiatma Sarjito, di ICE, BSD, Tangerang Selatan, Banten, Jumat (3/8/2018).
Dia menuturkan, sumber energi dari dispenser ini berasal dari tenaga surya. Jangka waktu pengisian pun dijamin lebih cepat dibandingkan ketika mengisi BBM.
Advertisement
Baca Juga
"SPBU masa depan nanti seperti ini. Mengisi 150 kV bisa hanya 2 menit. Lebih pendek dari waktu kita isi bbm masa kini," kata dia.
"Ini prototipe-nya. Nanti launching pada hari pertambangan, 26 September ketika peringatan hari pertambangan," ujar dia.
Sementara itu, VP Corporate Communication BMW, Jodie O'Tania menambahkan, peluncuran dispenser ini merupakan bentuk komitmen BMW untuk mendorong perkembangan mobil listrik di tanah air.
Pihaknya meyakini, perkembangan mobil listrik akan bisa lebih moncer jika berbagai fasilitas pendukung, seperti charging stasion tersedia dan mudah diakses oleh masyarakat.
"Yang paling penting itu untuk mobil listrik ekosistem pendukung. Sehingga memberikan kenyamanan kepada pengguna, karena public charging ada di mana-mana," kata dia.
Reporter: Wilfridus Setu Embu
Sumber: Merdeka.com
Jokowi Ingatkan Dunia Mulai Fokus Produksi Mobil Listrik
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan pengusaha otomotif terhadap berbagai tantangan yang bakal dihadapi ke depan. Hal ini dia sampaikan ketika membuka pameran GIIAS 2018.
"Mobil listrik semakin meluas. Dulu eksotis. Sekarang dunia sudah semakin beralih ke mobil listrik. Inggris, Prancis sudah umumkan. Mulai 2040, akan larang jual. Tiongkok juga sudah menyampaikan akan terdepan untuk kembangkan mobil listrik dan menjadi pasar terbesar di dunia," ujar dia di ICE, BSD, Tangerang Selatan, Banten, Kamis 2 Agustus 2018.
Disrupsi teknologi juga harus dapat dihadapi dengan baik. Perkembangan pemanfaatan teknologi dalam industri roda empat, seperti mobil tanpa awak adalah kenyataan baru turut memberi tantangan tersendiri.
"Seperti kendaraan otonom dan aplikasi transportasi online, seperti gojek. Kita harus redefinisi apa itu mobil. Di Silicon Valley, sudah dikembangkan kendaraan otonom, untuk antar barang. Di Los Angeles juga sebagai shuttle di zona terbatas di dalam kampus," kata dia.
Selain itu, mantan Wali Kota Solo ini mengatakan, munculnya prediksi akan adanya penurunan produksi mobil di masa depan juga merupakan hal yang harus disikapi.
"Risiko jangka pendek. Siklus yang sudah mulai memuncak. Ada siklus dan peka terhadap kondisi ekonomi yang ada. Pengamat mengatakan di Amerika penjualan mobil sudah setinggi-tingginya. Kita harus siap hadapi kalau siklus mengalami penurunan," tegas dia.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement