Liputan6.com, Jakarta - Ada beberapa perusahaan asal Amerika Serikat (AS) yang menguasai pengelolaan tambang dan minyak serta gas (migas) di Indonesia. Hal ini tentu rugikan Indonesia lantaran penghasilan yang didapatkan tidak sepenuhnya masuk ke kas negara.
Namun kini, warga Indonesia sekarang bisa berbangga. Ini karena pemerintah berhasil merebut dan menguasai mayoritas pengelolaan sumber daya alam itu. Berikut tambang dan migas yang direbut oleh pemerintah:
Advertisement
Baca Juga
1.Freeport
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan, holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tambang telah mencapai kesepakatan dengan Freeport McMoran soal akuisisi 51 persen saham PT Freeport Indonesia.
Dengan ada kesepakatan ini, Indonesia akan menguasai 51 persen saham Freeport yang beroperasi di Papua. Sebelumnya, Indonesia hanya memiliki 9,36 persen saham perusahaan asal Amerika Serikat (AS). Artinya, Indonesia menguasai saham mayoritas.
“Saya telah mendapatkan laporan bahwa holding pertambangan kita, Inalum, telah capai kesepakatan awal dengan Freeport pengolahan untuk meningkatkan kepemilikan kita menjadi 51 persen dari yang sebelumnya 9,36 persen. Alhamdullilah,” ujar dia di Tangerang, Kamis 12 Juli 2018.
Reporter: Desi Aditia Ningrum
Sumber: Merdeka.com
Blok Rokan
2. Blok Rokan
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar menuturkan, pemerintah telah memutuskan Rokan untuk dikelola Pertamina setelah 2021.
Sebab, proposal yang diajukan jauh lebih baik dibandingkan Chevron Pacific Indonesia selalu kontraktor saat ini. Chevron adalah perusahaan asal Amerika Serikat.
“Pertimbangannya adalah rasionalitas, bukan emosi. Bahwa proposal Pertamina lebih baik dari pada Chevron,” kata Arcandra Rabu 1 Agustus 2018.
Setelah Pertamina ditunjuk menjadi pengelola Blok Rokan pada 2021-2041, pemerintah berikan kewenangan ke Pertamina untuk mencari mitra mengelola blok migas yang menjadi tulang punggung produksi minyak nasional itu.
3. PT Newmont Nusa Tenggara
Pengambilalihan aset negara dari tangan asing juga terjadi pada perusahaan tambang asal Amerika Serikat PT Newmonta Nusa Tenggara.
Perusahaan yang melakukan kegiatan pertambangan tembaga di Nusa Tenggara Barat (NTB) tersebut diambil alih oleh perusahaan energi nasional Medco Energi, setelah itu kemudian Newmont Nusa Tenggara diubah namanya menjadi PT Amman Mineral Nusa Tenggara.
“Newmont, tambang emas terbesar di Nusa Tenggara ini diambil alih semuanya oleh pengusaha nasional,” ujar Jokowi dalam Kongres Ekonomi Umat dengan tema “Arus Baru Ekonomi Indonesia” yang diselenggarakan oleh Majelis Ulama Indonesia di Hotel Grand Sahid, Sabtu 22 April 2018.
Jokowi menuturkan, meski Newmont diakuisisi perusahaan swasta, tetap ada peran pemerintah dalam proses peralihan kepemilikan tersebut. Jokowi pun berharap ke depan akan ada lagi aset negara yang dikuasai asing beralih ke pihak nasional.
Advertisement