Sukses

Pembangunan 9 Bendungan Ditargetkan Rampung Tahun Ini

Program pembangunan bendungan diikuti oleh program irigasi premium yakni irigasi yang mendapat suplai air dari bendungan.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan pembangunan 65 bendungan yang terdiri dari pembangunan 16 bendungan lanjutan dan 49 bendungan baru pada periode 2015-2019. Pembangunan sembilan bendungan diantaranya ditargetkan rampung pada tahun ini.‎

Pembangunan bendungan di berbagai daerah di Indonesia tersebut untuk mendukung program Nawa Cita guna mewujudkan ketahanan pangan dan air nasional. Selain bendungan, pemerintah juga melaksanakan pembangunan jaringan irigasi baru seluas 1 juta hektar dan merehabilitasi 3 juta hektar irigasi yang rusak.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pembangunan bendungan akan meningkatkan suplai air untuk lahan pertanian secara lebih merata dan kontinu. Dengan adanya suplai air dari bendungan, petani yang sebelumnya hanya satu kali tanam setahun, nantinya akan bisa bertambah menjadi 2-3 kali.

"Saat ini dari 7,3 juta hektar lahan irigasi, hanya sekitar 11 persen yang mendapatkan pasokan air dari bendungan. Nantinya setelah 65 bendungan rampung, daerah irigasi yang akan dipasok airnya dari bendungan akan bertambah menjadi 19 persen-20 persen,” ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (5/8/2018).

Dia menjelaskan, program pembangunan bendungan diikuti oleh program irigasi premium yakni irigasi yang mendapat suplai air dari bendungan. Dengan demikian, bendungan yang dibangun dengan biaya mahal, dipastikan bisa mengalirkan air hingga ke sawah-sawah petani.

Pada 2018, ditargetkan sembilan bendungan yang pembangunannya dimulai pada 2015 akan rampung. Bendungan tersebut antara lain Bendungan Rotiklot di NTT, Bendungan Tanju, Mila, Bintang Bano di NTB, Bendungan Gondang dan Logung di Jawa Tengah, Bendungan Sei Gong di Batam, Bendungan Sindang Heula di Banten, serta Bendungan Paselloreng di Sulawesi Selatan.

Total kapasitas tampung dari sembilan bendungan tersebut mencapai 288 juta meter kubik. Rata-rata progres delapan bendungan tersebut sudah 80 persen-90 persen. Untuk Bendungan Rotiklot dan Tanju sudah selesai dan tengah memasuki tahap impounding. Bendungan Raknamo di NTT dan Tanju di NTB sudah diresmikan.

 Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Presiden Jokowi Resmikan Bendungan Tanju di NTB

Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Bendungan Tanju di Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Senin 30 Juli 2018. Bendungan Tanju merupakan satu dari lima bendungan baru yang dibangun Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) di NTB pada rentang waktu 2015-2019.

Jokowi menekankan, kunci pembangunan di NTB adalah keberadaan sumber daya air.

"Kalau tidak ada air seperti di Kabupaten Dompu ini, yang mau ditanam apa? Di NTB, kita bangun tidak satu tetapi lima bendungan baru. Dengan adanya bendungan ini, komoditas pertanian dapat meningkat. Panen yang semula satu kali bisa menjadi tiga kali," kata dia. 

Bendungan Tanju sendiri dibangun dengan memiliki kapasitas tampung sebesar 18 juta m3. Daya tampung itu dapat digunakan untuk mengairi irigasi seluas 2.250 hektare (ha) sawah.

Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR Hari Suprayogi turut menambahkan, air dari Bendungan Tanju juga dimanfaatkan sebagai air baku bagi warga Kecamatan Manggalewa sebesar 50 liter per detik dan pengendalian banjir selain untuk irigasi.

“Kami perkirakan di Bulan Februari 2019, level air sudah mencapai ketinggian spill out bendungan, sehingga sudah bisa dialirkan mengairi ke sawah petani," dia menjelaskan.

Ditambahkannya, dengan luas genangan 325,2 ha, Bendungan Tanju nantinya bisa dikembangkan wisata air sehingga menjadi destinasi wisata baru di Dompu.