Sukses

Manggis Asal Sumatera Barat Bakal Diekspor ke China

Dengan semakin eratnya hubungan bilateral Indonesia-China memberikan dampak positif bagi perdagangan kedua negara.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) terus menggenjot peningkatan ekspor komoditas pertanian dan perkebunan. Setelah mengekspor beras khusus, bawang merah, jagung, telur, daging ayam, benih sayuran, tanaman hias, berbagai komoditas perkebunan dan komoditas pangan lainnya, kini giliran manggis segera ditambah volume ekspornya ke China.

‎Direktur Jenderal Hortikultura, Kementerian Pertanian (Kementan), Suwandi mengatakan, dalam waktu dekat, manggis asal Sumatera Barat (Sumbar) akan diekspor ke China.

‎“Dalam waktu dekat manggis di Kabupaten 50 Kota, Sumatera Barat segera diekspor ke China. Proses ekspor tidak instan, tetapi melalui proses mulai dari penyiapan kebunnya, registrasi dan penyiapan packaging house, serta pengurusan perijinan ekspor dan sebagainya," ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (5/8/2018).‎

Menurut dia, dengan semakin eratnya hubungan bilateral Indonesia-China memberikan dampak positif bagi perdagangan kedua negara. Salah satunya yaitu dibukanya kembali peluang ekspor manggis ke negeri tirai bambu tersebut setelah empat tahun sejak dikeluarkannya larangan impor komoditas tersebut dari Indonesia.

“Tercatat nilai ekspor manggis ke China pada 2012 mencapai 8,2 ribu ton dengan pangsa pasar 18,84 persen dan menjadikan China sebagai pasar ekspor manggis terbesar Indonesia,” kata dia.

Suwandi menjelaskan, dibukanya kembali ekspor manggis ke Chinaditandai dengan penandatanganan protokol manggis oleh Badan Karantina kedua negara pada 11 Desember 2017 yang disusul dengan ekspor perdana 1 ton manggis pada Januari 2018 lalu.

Dia mengungkapkan, sesuai arahan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman untuk meningkatkan investasi dan ekspor, maka Kementan memberi berbagai kemudahan investasi, pembinaan mutu produk petani, membantu proses registasi kebun, standar packaging house, pelayanan perkarantinaan dan lainnya untuk ekspor.

“Ini sejalan dengan ketentuan yang tertuang dalam protokol ekspor manggis ke China adalah kebun yang sudah teregistrasi, rumah kemas yang sudah teregistrasi dan bebas dari Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) seperti Lalat Buah (Fruit flies), Kutu Putih (Mealy Bugs), dan Kutu tempurung (Scale Insect),” jelas dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Tulang Punggung Eskpor

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Sumbar, Candra mengatakan sampai saat ini Sumbar merupakan salah satu daerah yang siap menjadi tulang punggung ekspor.

Sesuai permintaan dari China, Sumbar siap ekspor 10 ribu ton ke China. Seluruh persyaratan ekspor sedang disiapkan bersama petani, eksportir dan Kementan, bahkan rutin disupervisi Kementan.

“Provinsi Sumatera Barat terus berbenah untuk menggalakkan kualitas dan mendorong ekspor. Sentra produksi di Provinsi ini berada di Kabupaten 50 Kota, terutama di Kecamatan Situjuah, Pangkalan, Halaban dan Harau,“ kata dia.

Untuk diketahui sentra produksi manggis di Indonesia tersebar dari Sumatera sampai Nusa Tenggara Barat. Data BPS mencatat produksi manggis nasional pada 2017 mencapai 161,7 ribu ton dengan luas lahan 16.184 hektar. Jumlah produksi terbesar untuk manggis yaitu Jawa Barat 42,1 ribu ton, Sumatera Barat 34,4 ribu ton dan Jawa Timur 16,7 ribu ton.

Untuk angka produksi di Provinsi Sumbar naik 68 persen dari 2016 yaitu sebesar 23,3 ribu ton. Hal ini membuat Sumbar sebagai salah satu produsen manggis terbesar di Indonesia.