Sukses

Usai Lebaran, Warga Kembali Gadai Barang

Penurunan permintan gadai saat Lebaran disebabkan banyaknya masyarakat yang menarik kembali barang gadai.

Liputan6.com, Jakarta - Proyeksi permintaan pembiayaan melalui gadai usai Lebaran kembali menguat. Ini ditandai dengan banyaknya masyarakat yang kembali melakukan transaksi gadai pasca Lebaran kemarin.

"Tahun ini kembali lagi ke normal ya. Pas Lebaran turun setelah Lebaran cepat naik. Itu artinya cepet sekali kembali ke posisi semula jadi orang balik Lebaran langsung bertransaksi lagi," ujar Direktur Utama PT Pegadaian (Persero) Sunarso, di Kantor Pusat Pegadaian, Jakarta, Senin (6/8/2018).

Sunarso mengatakan, penurunan permintan gadai saat Lebaran disebabkan banyaknya masyarakat yang menarik kembali barang gadai untuk keperluan Idul Fitri. Sehingga hal tersebut membuat perseroan mengalami sedikit penurunan kinerja.

"Jadi yang mempengaruhi kenapa omzet Pegadaian turun karena satu orang menarik barangnya untuk dipakai. Diapakai apa? Dipakai mudik," kata Sunarso.

Sementara itu, peningkatan tren gadai usai Lebaran, emas masih menjadi penyumbang terbesar yakni mencapai 90 persen. Sementara sisanya di luar non-emas seperti barang elektronik dan lain-lain.

"Paling banyak porsinya itu yang dijamin adalah emas 90 persen. Sisanya barang barang non emas. Jadi itu artinya dari sisi manajemen betapa amannya bisnis Pegadaian ini," imbuh Sunarso.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kinerja Pegadaian

Sebelumnya, Pegadaian mencatat total aset perusahaan hingga semester I 2018 mecapai Rp 50,7 triliun. Salah satu penyumbang pencapaian aset tersebut adalah penyaluran pembiayaan atau kredit pinjaman yang mencapai Rp 38,7 triliun.

"Kredit yang diberikan kepada masyarakat itu per 30 Juni sudah mencapai Rp 38,7 triliun dengan kualitas sangat baik," kata Sunarso, Kamis 2 Agustus 2018. 

Sunarso mengatakan, kinerja perseroan juga cukup baik sejauh ini. Di mana kredit bermasalah atau non perfoming loan (NPL) hanya sebesar 1,5 persen. Di mana kata dia, kredit pinjaman yang disalurkan melalui perorangan rata-rata jumlahnya hanya Rp 5 juta.

"Untuk ukuran ngasih kredit masyarakat kecil NPL di bawah 3 persen luar biasa. Karena standarnya NPL 3 prsen saja sudah bagus. Pegadaian NPL-nya 1,5 persen itu pun kita sudah anggap naik dan net-nya cuma 0,4 persen," imbuhnya.

Selain itu, Sunarso juga mengungkapkan, hingga semester I 2018 ini laba yang dikantongi perusahaan mencapai Rp 1,374 triliun. Angka tersebut naik 18,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yaitu Rp 1,16 triliun.

"Tahun lalu selama satu tahun pegadaian menghasilkan laba Rp 2,514 triliun. Mudah-mudahan selama satu tahun ini bisa dikali dua saja sudah bagus kira-kira seperti itu," tandasnya.

3 dari 3 halaman

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Bisnis utama Pegadaian adalah pemberian pinjaman dengan jaminan barang bergerak baik secara konvensional maupun syariah.

    Pegadaian