Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yakin pertumbuhan ekonomi hingga akhir 2018 dapat kembali meningkat. Menurutnya, ada dua gelaran besar yang diproyeksikan akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi pada semester II mendatang.
"Ada Asian Games, Annual Meeting-IMF, dan kalau kalian selalu gembira pasti akan bagus (pertumbuhan ekonominya)," kata Sri Mulyani saat ditemui di Kementerian Pertahanan, Jakarta, Senin (6/8/2018).
Badan Pusat Statistik (BPS) sebelumnya telah merilis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II-2018 sebesar 5,27 persen. Melihat angka itu, Sri Mulyani semakin percaya diri pertumbuhan ekonomi hingga semester II akan tumbuh besar. Apalagi kata dia, melihat inflasi sepanjang 2018 juga terjaga rendah di angka 3,2 persen.
Advertisement
Baca Juga
"Kalau dilihat kemarin, inflasi kan cukup stabil rendah di 3,2 persen," imbuhnya.
Meski demikian, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut mengaku tetap melakukan antisipasi terhadap nilai tukar Rupiah pada semester II. Hal ini dilakukan dengan menjaga pasokan komoditas, juga didukung pada barang-barang yang harganya dapat diatur pemerintah atau administered price. Dengan begitu inflasi diproyeksikan tetap berada di sasaran yakni 3,5 plus minus 1 persen.
"Imported inflation ini akan kita lihat di semester kedua. Tapi, kalau pemerintah tetap bisa menjaga dari sisi pasokan makanan, terutama untuk barang-barang administered price, mungkin kita akan melihat inflasi tetap stabil di 3,5 persen. Selama inflasi masih bisa dijaga di 3,5 persen, kita akan melihat konsumsi akan cukup baik," pungkas Sri Mulyani.
Reporter:Â Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Ekonomi RI Tumbuh 5,27 Persen pada Kuartal II 2018
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi di kuartal II 2018 sebesar 5,27 persen. Angka ini jauh lebih tinggi jika dibandingkan periode sama tahun lalu hanya 5,01 persen.
"Pertumbuhan ini cukup bagus. Dan pendorong utamanya karena di triwulan II ini ada momen Ramadan dan Lebaran," kata Kepala BPS Suhariyanto di kantornya, Senin (6/8/2018).
Dia menjelaskan selain lebih tinggi jika dibandingkan periode sama 2017, angka ini juga lebih tinggi dibandigkan pertmbuhan ekonomi triwulan I 2018 yang saat itu 5,06 persen.
"Memang ini cukup bagus, namun kalau di 2018 ditargetkan sebesar 5,4 persen, ini masih belum capai target," tambah dia.Â
BACA JUGA
Realisasi pertumbuhan ekonomi di kuartal II 2018 ini di atas perkiraan ekonom. Pengamat Ekonomi ‎Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira, mengatakan, pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2018 diprediksi berada pada kisaran 5,15 persen.
Salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi di kuartal II adalah pencairan tunjangan hari raya (THR) dan libur panjang Lebaran. Hal ini menjadi stimulus bagi konsumsi rumah tangga.
"Konsumsi rumah tangga memang terbantu besarnya kenaikan THR dan libur panjang. Serapan belanja pemerintah, khususnya belanja pegawai, juga menstimulus ekonomi nasional. Meskipun tantangannya kelas menengah masih menahan belanja untuk antisipasi kenaikan harga BBM nonsubsidi dan pangan di semester II," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com.
Advertisement