Sukses

100 Ribu Turis Batal Berwisata ke Lombok

Kementerian Pariwisata fokus ke masalah akses, amenitas, dan atraksi untuk membuat wisatawan tetap merasa aman usai Gempa Lombok.

Liputan6.com, Jakarta - Gempa Lombok berkekuatan 7 skala Richer (SR) menelan banyak korban jiwa. Wisatawan yang sedang berwisata di Lombok pun memilih untuk pulang. Sementara wisatawan atau turis asing yang akan ke Lombok memilih membatalkan rencana berliburnya.

"Ada sekitar 100 ribu wisatawan yang cancel ke Lombok karena dampak gempa Lombok," kata Staf Khusus Menteri Pariwisata, Don Kardono, Selasa (7/8/2018).

Rata-rata jumlah wisatawan asing yang ke Lombok mencapai 1 juta orang. Pembatalan 100 ribu wisatawan ini akan berdampak besar bagi pariwisata Lombok. 

Sebagai contoh menurut Don, saat erupsi Gunung Agung pada akhir September 2017 ada sekitar 1 juta wisatawan yang batal datang ke Bali.

"Kalau melihat Gunung Agung efeknya terjadi hingga beberapa bulan. Dari kejadian Gunung Agung kita bisa melihat bagaimana nanti kondisi wisata Lombok pascagempa," ujar Don.

Aktifkan Crisis Center

Saat ini Kementerian Pariwisata fokus Crisis Center penanganan wisatawan. Fokus utama adalah mitigasi. Bagaimana wisatawan tetap merasa aman meski ada kejadian bencana dengan memberikan informasi dan akses sejelas-jelasnya. 

"Mitigasi ini menjadi perhatian karena untuk safety dan security Indonesia masih di peringkat sangat tinggi di atas 100 dari 136 negara," ujar Don.

Setelah proses mitigasi, Kementerian Pariwisata juga fokus ke masalah 3 A, yakni akses, baik darat, laut maupun udara. Kemudian, amenitas, yaitu bagaimana kenyamanan mereka bermalam tempat menginap. Yang terakhir, atraksi atau destinasi apa yang dilihat.

Untuk aktivitas Crisis Center ini, Kemenpar menggandeng komunitas Gen Pesona Indonesia (GenPI) yang mengabarkan kondisi terkini di Lombok dan Bali.

Sementara untuk di luar negeri dibantu oleh GenWi (Generasi Wonderful Indonesia) yang melibatkan diaspora dan pelajar Indonesia. Selanjutnya, usai proses mitigasi dan 3 A tertangani, Kemenpar nantinya fokus pada recovery atau pemulihan dari dampak gempa Lombok.

2 dari 2 halaman

Wisatawan Memilih Tinggal di Bandara

Usai kejadian gempa Lombok, hingga banyak wisatawan yang memilih menginap di tempat terbuka seperti halaman hotel dan bandara.

"Walaupun sudah diumumkan aman, mereka merasa lebih aman tidur di ruang terbuka seperti bandara ketimbang di kamar hotel," kata Don.

Kemenpar juga telah meminta sejumlah maskapai seperti Garuda Indonesia untuk menambah jumlah penerbangan dari Lombok dan Bali menuju daerah yang diinginkan wisatawan seperti Surabaya atau Jakarta. "Ada juga yang memilih langsung pulang ke negaranya," ujar Don.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Â