Sukses

Harga Minyak Turun Dibayangi Kekhawatiran Perang Dagang AS-China

Harga minyak di pasar, sempat terus naik dipicu kekhawatiran soal kondisi pasokan. Namun kekhawatiran tersebut kini surut.

Liputan6.com, New York - Harga minyak mentah dunia turun, memperpanjang kerugian pada sesi sebelumnya seiring meningkatnya ketegangan perdagangan antara China-Amerika Serikat (AS). Sengketa perdagangan melemparkan keraguan terkait prospek permintaan minyak dunia.

Melansir laman Reuters, Jumat (10/8/2018), harga minyak mentah berjangka Brent turun 21 sen menjadi USD 72,07 per barel. Sementara minyak mentah AS turun 13 sen menjadi USD 66,81 per barel.

Harga kedua patokan minyak dunia tersebut turun lebih dari 3 persen pada hari Rabu setelah data AS menunjukkan penarikan perseriaan mingguan minyak lebih kecil dari perkiraan. Dan adanya pasokan bensin 2,9 juta barel.

"Adanya pasokan bensin itu, meskipun permintaan kuat telah membebani pasar," kata John Kilduff, Rekanan Again Capital Management di New York.

Harga minyak di pasar, sempat terus naik dipicu kekhawatiran soal kondisi pasokan. Namun kekhawatiran tersebut kini surut. "Kini pasokan dipandang cukup untuk memenuhi gambaran permintaan yang cukup kuat," dia menambahkan.

Pasar juga telah terbebani oleh kekhawatiran bahwa sengketa perdagangan akan mengekang permintaan. Sebagai pembalasan terhadap Washington, China akan memberlakukan tarif 25 persen pada impor senilai USD 16 miliar.

Produk yang terkena mulai dari bahan bakar dan produk baja hingga mobil dan peralatan medis. 

Perang dagang antara kedua negara telab mengguncang pasar global. Investor takut perlambatan di dua ekonomi terbesar dunia akan memangkas permintaan untuk komoditas. 

Pedagang minyak juga khawatir tentang permintaan China. Impor mentah meningkat pada bulan Juli setelah dua bulan menurun, tetapi ini masih termasuk yang terendah pada tahun ini karena penurunan permintaan dari kilang-kilang independen yang lebih kecil.

Irak memangkas harga penjualan resmi untuk kargo minyak mentah September bagi pelanggan Asia.

2 dari 2 halaman

Harga Minyak Turun 3 Persen Imbas Permintaan China Melambat

Harga minyak melemah sekitar tiga persen didorong ketegangan perselisihan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China. Selain itu, rilis data impor China menunjukkan permintaan energi melambat.

Harga minyak Brent melemah USD 2,37 atau sekitar 3,17 persen ke posisi USD 72,28 per barel. Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) susut USD 2,23 atau 3,22 persen ke posisi USD 66,94 per barel. Harga minyak WTI sempat sentuh level terendah ke posisi USD 66,32 sejak 22 Juni.

China pun mengenakan tarif tambahan 25 persen untuk barang impor AS senilai USD 16 miliar. Barang tersebut mulai dari bahan bakar, produk baja, mobil hingga peralatan medis.

Perang dagang yang meningkat telah mengguncang pasar global. Investor khawatir potensi perlambatan dari ekonomi China dan AS akan memangkas permintaan komoditas.

“Perang dagang AS-China akan memburuk, dan dampaknya terhadap harga minyak akan ikuti perkembangan situasi. Minyak mentah dan produk olahan akan dipengaruhi tugas tambah sehingga kurang daya saing di pasar China,” ujar Abhishek Kumar, Analis Interfax Energy seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (9/8/2018).

Impor minyak mentah China sedikit pulih pada Juli usai penurunan dua bulan berturut-turu. Akan tetapi, impor tetap rendah karena penurunan permintaan dari kilang independen yang lebih kecil.

Pengiriman ke importir terbesar minyak mentah dunia naik menjadi 8,48 juta barel per hari dari periode tahun lalu 8,18 juta barel per hari. Namun lebih rendah dari Juni sebesar 8,6 juta.