Sukses

Kisah Mantan Atlet Jadi Miliarder Terkaya di Brasil

Ternyata tidak perlu menjadi kutu buku untuk menjadi miliarder.

Liputan6.com, Rio de Janeiro - Jorge Paulo Lemann membuktikan menjadi orang terkaya di dunia tidak harus menghabiskan masa muda di dunia teknologi. Miliarder terkaya di Brasil ini memiliki masa muda yang sangat kaya akan pengalaman di bermacam bidang.

Dilansir Time, ketika muda, Lemann adalah seorang atlet tenis handal. Ia menyebut bisa diterima di Universitas Harvard karena kemampuannya sebagai petenis, bukan karena ia pintar. Ternyata di Harvard, pria keturunan Swiss ini bukan pula murid yang aktif.

"Tahun pertama di Harvard begitu mengerikan. Saya hanya 17 tahun dan saya merindukan pantai dan matahari. Boston (lokasi Harvard) terlalu dingin untuk saya," kata Lemann yang lahir di Rio de Janeiro, sebuah kota besar di tepi pantai Brasil.

Karena ditekan oleh orang tuanya, Lemann berhasil lulus dari Harvard lebih dini. Namun, dia mengaku menyesal karena tidak belajar serius di Harvard. Apalagi saat itu banyak orang-orang terkenal yang menjadi profesor di Harvard, seperti Henry Kissinger yang kelak menjadi Menteri Luar Negeri di era Presiden Reagan.

Setelah tahun-tahunnya di Harvard, ia menjadi jurnalis di Jornal do Brasil, dan sekali lagi ia merasa tidak cocok pada profesi itu. Akhirnya, ia berlatih di Credit Suisse. Inilah yang kemudian mengantarnya menjadi ke posisi orang terkaya.

Saat berlatih di Credit Suisse, ia ternyata menjadi lebih serius bermain tenis. Ia menjadi atlet pro berprestasi internasional di Swiss, dan pernah berlaga di Wimbledon.

Lemann memilik fokus pada investasi ketimbang olahraga. Ia mendirikan 3G Capital, sebuah firma yang memiliki investasi di sektor konsumen seperti Anheuser-Busch, perusahaan bir terbesar di dunia, Burger King, Tim Hortons, Kraft, dan Heinz.

2 dari 2 halaman

Masih Cinta Olahraga Air

Usia senja pun tidak menghalangi Lemann untuk terus berolahraga ketika punya waktu senggang. Apa favoritnya? Sesuai kecintaannya pada pantai, ia masih menyukai berselancar dan spearfishing. Ia pernah mengaku pengalamannya bersama ombak memberikannya pelajaran mengenai risiko.

Alasannya fokus pada industri bir juga dipengaruhi fakta orang-orang terkaya di Amerika Latin ada di industri tersebut. "Saya melihat Amerika Latin dan siapa orang terkaya di Venezuela? Seorang pembuat bir. Yang terkaya di Kolombia? Pembuat bir. Terkaya di Argentina? Pembuat bir," ucapnya pada 1989 silam.

Menurut indeks Bloomberg, kekayaannya saat ini ditaksir mencapai USD 26,2 miliar atau setara Rp 379 triliun (USD 1 = Rp 14.485). Di kancah internasional, ia bermitra dengan miliarder Warren Buffett.