Sukses

Wilmar Salurkan 1.500 Liter Minyak Goreng untuk Korban Gempa Lombok

Korban gempa Lombok kekurangan bahan-bahan pokok. Wilmar turut membantu dengan menyalurkan minyak goreng.

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan perkebunan sawit Wilmar turut serta membangun korban gempa Lombok, Nusa Tenggara arat (NTB). Melalui kerja sama dengan Kementerian Pertanian (Kementan), perusahaan menyalurkan sebanyak 1.500 liter minya gorek Fortune kemasan pillowpack bagi masyarakat yang terdampak bencana.

"Kami berharap bantuan hasil kerja sama dengan Kementan ini sedikit meringankan beban bagi saudara-saudara kita di NTB yang sedang tertimpa musibah," jelas Darwin, Deputy Country Head Wilmar, seperti dikutip dari pernyataan resminya, Minggu (12/8/2018).

Bantuan tersebut diserahkan langsung ke Posko Bencana Lombok yang berlokasi di Lapangan Udara AURI di Halim Perdanakusuma, kemudian dikirimkan langsung ke area terjadinya bencana. Lebih lanjut, bantuan tersebut masih tahap pertama, dan akan disalurkan lewat Kementan bersama bahan pokok lainya. Saat ini, korban di NTB memang membutuhkan bahan pokok akibat terganggunya pasokan.

Darwin menyatakan, kepedulian dari banyaknya pihak yang bahu-membahu menolong situasi di Lombok menunjukkan sisi nasionalisme kebangsaan serta rasa empati. "Gempa bumi tersebut telah menimpa saudara-saudara kita sehingga sudah seharusnya semua pihak ikut peduli," pungkas Darwin.

Berdasarkan laporan terkini, korban gempa Lombok sudah mencapai 387 orang. Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, kemungkinan masih ada pula korban gempa yang meninggal, tapi belum didata dan dilaporkan.

Verifikasi pun terus dilakukan oleh pihak berwenang. Di Kabupaten Lombok Timur, misalnya. Jika sebelumnya dilaporkan 11 orang meninggal dunia, ternyata ada satu korban yang dilaporkan dua kali.

2 dari 2 halaman

Trauma Mendalam Warga Lombok, Suara Mobil Dikira Gempa

 Gempa yang terus menerus mengguncang Lombok, Nusa Tenggara Barat, membuat warga di Pulau Seribu Masjid itu mengalami trauma mendalam. Trauma mendera semua warga, dari anak-anak hingga orang dewasa.

Begitu traumanya, sampai-sampai seorang ibu muda di Mataram, lari terbirit-birit ke arah jalanan ketika ada mobil lewat di jalan dekat rumahnya.

"Gempa, gempa," teriak ibu muda bernama Tina, yang membuat keluarganya kaget dan langsung berlari sekencang-kencangnya ke arah jalan, termasuk anaknya yang masih 7 tahun.

Namun, setelah di jalan tidak ada orang. Ia dan keluarganya pun baru tersadar suara yang dikira gempa ternyata bersumber dari mobil yang lewat.

"Ya Allah, rasa trauma ini nggak bisa hilang, jangankan suara mobil, suara tikus di atas atap aja bikin saya lari ngalah-ngalahin Zohri tadi malam jam 3," kata ibu dua anak yang kini tinggal di teras rumahnya, kepada Liputan6.com, Minggu, 12 Agustus 2018.

Trauma membuat dia dan keluarganya tidak berani masuk rumah, bahkan sekedar mengambil pakaian ataupun mandi.

Trauma juga dirasakan anak-anak kecil. Seorang bocah 5 tahun di Selong, Lombok Timur, sampai-sampai bertahan tidak buang air besar karena takut ke toilet.

"Masih gempa ya, masih gempa ya," kata bocah laki-laki itu kepada orangtuanya. Ketika gempa 7 Skala Ritcher mengguncang, Minggu malam 5 Agustus lalu, bocah laki-laki itu berhasil berlari menyelamatkan diri ke halaman rumah.

Saat gempa besar itu, rumahnya yang berdinding batako berguncang disertai suara gemuruh. Sampai-sampai orangtuanya lupa membawa dia berlari ke luar rumah. 

"Saya sampai lupa bawa dia keluar, untungnya dia bisa menyelamatkan diri," kata ayahnya, Alwan, kepada Liputan6.com.