Sukses

6 Momen Tepat Berhenti Kerja dari Perusahaan Startup

Beberapa momen berikut paling tepat bagi karyawan untuk mengundurkan diri dari startup

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan startup ibarat bibit pohon yang baru ditanam untuk menghasilkan pohon yang rindang. Agar kinerja startup lebih maksimal, perusahaan melakukan tahap seleksi yang lebih ketat untuk mendapatkan bibit-bibit yang lebih unggul.

Tentu, bukan hal asing bila di dunia kerja muncul niatan mengajukan pengunduran diri. Tapi sejatinya keinginan mengundurkan diri dari pekerjaan dipengaruhi beberapa faktor.

Apabila Anda kerja di startup dan masih bingung untuk memutuskan harus mengundurkan diri dari perusahaan tempat kerja sekarang atau tidak, ada baiknya pertimbangkan faktor-faktornya untuk meyakinkan diri.

Nah, beberapa momen berikut paling tepat bagi karyawan untuk mengundurkan diri dari startup, sebagaimana dikutip dari Cermati.com.

1. Saat Gaji Tak Kunjung Naik

Motivasi terbesar seseorang untuk bekerja adalah gaji. Karyawan yang selalu mendapat jumlah gaji yang sama dari tahun ke tahun, lambat laun akan malas bekerja di perusahaan tersebut.

Sebab gaji yang diterima sudah tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan yang harganya semakin mahal. Jumlah gaji yang diterima tentunya harus disesuaikan dengan harga kebutuhan sehari-sehari, bukan?

Jika tidak, yang terjadi justru besar pasak daripada tiang. Tujuan kerja yang tadinya untuk hidup sejahtera pun berubah jadi sengsara karena terpaksa berutang untuk memenuhi kebutuhan hidup.

 

* Update Terkini Asian Games 2018. Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini

2 dari 4 halaman

2. Saat Apresiasi dari Atasan Berkurang, Bahkan Tidak Ada

Apresiasi yang diberikan atasan sangat berpengaruh pada kinerja setiap karyawan. Saat apresiasi tersebut berkurang, tentunya seorang karyawan pun jadi malas bekerja.

Logikanya saja, untuk apa bekerja kalau memang tidak dihargai? Bila atasan tidak segera mengubah sikap, jangan heran kalau satu per satu karyawan angkat kaki dari perusahaan startup. Dan ini bisa menjadi pertimbangan Anda tentunya. (Baca Juga: Sebelum Berganti Karier, Jawab dan Pertimbangkan 5 Pertanyaan Ini)

3. Saat Jenjang Karier Stagnan di Satu Titik saja

Perjalanan hidup ibarat roda yang berputar. Kadang di atas, kadang di bawah. Hal yang sama juga berlaku di perusahaan startup.

Umumnya orang tidak ingin selamanya mau menghabiskan sisa hidupnya untuk bekerja sebagai karyawan. Keinginan untuk bisa meningkat ke posisi jabatan yang lebih tinggi tentunya akan menjadi hal yang lumrah.

Berkarier di perusahaan startup memang membutuhkan waktu yang sangat lama. Namun, kalau karier stagnan di satu titik saja, karyawan mana pun enggan untuk tetap bekerja di satu perusahaan.

Lebih baik cari perusahaan lain yang menawarkan jenjang karier yang lebih pasti dengan bayaran yang tentunya lebih menggiurkan. Dengan begitu, dapat menemukan sebuah tantangan baru yang membuat hidup menjadi lebih bersemangat.

3 dari 4 halaman

4. Saat Semangat Kerja Mulai Berkurang karena Bosan

Berkarier di startup membutuhkan perjuangan yang lebih besar agar perusahaan startup bisa maju. Karena itu, banyak investor yang tertarik untuk berinvestasi di perusahaan tersebut.

Nah, tekanan yang terlalu besar untuk mencapai target perusahaan tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi setiap karyawan. Ada titik di mana orang merasa lelah bekerja sehingga kurang bersemangat saat hendak berangkat ke kantor.

Untuk itu, perusahaan harus memberikan ruang istirahat bagi karyawan. Tidak mengganggu waktu libur untuk bersantai bersama keluarga. Jika perusahaan tidak memedulikan hal ini, keputusan untuk angkat kaki bisa jadi pertimbangan. (Baca Juga: Jangan Anggap Remeh, Jenis Pekerjaan Ini Butuh Keahlian Khusus!)

5. Adanya Perselisihan dengan Rekan Kerja yang Tak Bisa Diselesaikan

Jumlah karyawan yang bekerja di startup sangat sedikit karena terbatasnya modal untuk menggaji karyawan. Bisa dibayangkan kalau terjadi perselisihan di kantor, suasana kerja pun akan langsung terasa buruk.

Dalam kondisi ini, atasan harus mampu mengambil tindakan cepat untuk mendamaikan karyawan yang sedang berselisih. Namun, jika tidak ada titik temu dari perselisihan, Anda bisa memutuskan jalan mana yang lebih baik.

Sebab bekerja dalam ruang lingkup yang kecil, bila tidak ada kekompakan, akan terasa berat dan ini pasti akan membebani mental Anda, bukan? Selain itu, produktivitas kerja juga tidak akan optimal.

4 dari 4 halaman

6. Saat Ada Tawaran Kerja yang Lebih Bagus, Kenapa Tidak?

Dengan keahlian yang kita miliki, terkadang ada saja tawaran dari perusahaan lain untuk mempekerjakan kita. Nah, jika ternyata Anda mengalami beberapa poin di atas, tak ada salahnya menerima tawaran tersebut.

Ingat, pastikan bahwa apa yang ditawarkan dari perusahaan yang melirik Anda itu lebih baik ketimbang yang sekarang ini. Terlebih lagi, ada gambaran masa depan Anda akan lebih baik di perusahaan baru tempat Anda bekerja nantinya.

Mengundurkan Diri dari Perusahaan pada Waktu yang Tepat

Keputusan untuk resign memang tak semudah membalikkan telapak tangan. Harus ada alasan jelas yang melatarbelakangi keinginan untuk keluar dari perusahaan sehingga hubungan antara karyawan dan manajemen tetap terjaga dengan baik. Ajukan surat pengunduran diri pada waktu yang tepat dengan pertimbangan yang matang agar tidak menimbulkan penyesalan nantinya.