Sukses

Harga Minyak Turun karena Stok Melimpah

Harga minyak turun karena stok minyak mentah AS naik dalam seminggu terakhir.

Liputan6.com, New York - Harga minyak turun pada pada penutupan perdagangan hari Senin (Selasa pagi WIB) setelah data menunjukkan persediaan di hub pengiriman minyak mentah AS naik dalam seminggu terakhir. 

Hal ini menambah kekhawatiran bahwa pasar negara berkembang yang sedang bermasalah dan ketegangan perdagangan akan mengurangi prospek permintaan bahan bakar.

Dilansir dari Reuters, harga minyak mentah Brent berjangka  merosot USD 20 sen, atau 0,3 persen, untuk menetap di USD 72,61 per barel, sementara minyak mentah AS, West Texas Intermediate (WTI) turun USD 43 sen menjadi menetap di USD 67,2 per barel, dengan kerugian 0,7 persen.

Harga turun pada awal sesi sebesar lebih dari USD 1 per barel setelah persediaan di Cushing, Oklahoma, pusat pengiriman untuk WTI naik sekitar 1,7 juta barel dalam seminggu hingga 10 Agustus, kata para pedagang, mengutip data dari firma intelijen pasar Genscape.

Persediaan minyak mentah di Cushing telah berkurang, sebagian karena pemadaman di fasilitas pengolahan minyak di Kanada yang telah mengurangi aliran minyak mentah ke hub. Fasilitas pemrosesan Syncrude Kanada telah mulai meningkatkan produksi minyak dan diharapkan untuk kembali ke produksi penuh pada bulan September.

Krisis keuangan Turki telah meningkatkan risiko penularan di seluruh negara berkembang, menyeret turunnya rand Afrika Selatan, peso Argentina dan Meksiko dan rubel Rusia. Hal ini juga merusak saham pasar yang sedang tumbuh sementara membatasi pertumbuhan dan prospek permintaan minyak.

Itu adalah perpaduan kekhawatiran bahwa perang dagang yang mendalam antara Amerika Serikat, China dan Uni Eropa akan menekan aktivitas bisnis di ekonomi terbesar dunia.

Turki adalah konsumen minyak yang relatif kecil, terhitung kurang dari 1 juta barel per hari (bpd), atau sekitar 1 persen dari permintaan global.

2 dari 2 halaman

OPEC

Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) meramalkan permintaan yang lebih rendah untuk tkarena saingannya memompa lebih banyak dan mengatakan eksportir minyak utama Arab Saudi, yang ingin menghindari kelebihan pasokan, telah memangkas produksi.

Dalam laporan bulanan, OPEC mengatakan dunia akan membutuhkan 32,05 juta bpd minyak mentah dari 15 anggota pada 2019, turun 130.000 bph dari perkiraan bulan lalu.

Produksi minyak AS dari tujuh cekungan serpih utama diperkirakan akan meningkat 93.000 barel per hari pada September menjadi 7,52 juta barel per hari, kata Administrasi Informasi Energi AS (EIA).