Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor Juli 2018 sebesar USD 18,27 miliar, naik 62,17 persen apabila dibandingkan dengan impor pada Juni 2018. Impor ini merupakan terbesar sejak Januari 2008.
"Impor Juli 2018 terbesar sejak Januari 2008," ujar Kepala Sub Direktorat Impor BPS, Rina Dwi Sulastri, Jakarta di Kantor BPS, Jakarta, Rabu (15/8/2018).
Menurut data BPS, impor nonmigas selama Juli 2018 mencapai USD 15,66 miliar atau naik 71,54 persen dibanding Juni. Sementara impor migas pada Juli sebesar USD 2,61 miliar.Â
Advertisement
Baca Juga
Naiknya impor migas selama Juli 2018 disebabkan oleh meningkatnya impor melalui beberapa negara. Di antaranya Tiongkok sekitar 93,44 persen, Jepang 75,79 persen dan Amerika Serikat 67 persen.Â
Dirinci menurut golongan penggunaan barang ekonomi, selama Juli 2018 golongan bahan baku atau penolong memberikan peranan terbesar yaitu 74,84 persen. Kemudian disusul oleh impor barang modal 15,75 persen dan barang konsumsi sebesar 9,41 persen.Â
Dibandingkan tahun sebelumnya pada periode yang sama, nilai impor konsumsi, bahan baku penolong dan barang modal masing-masing meningkat sebesar 27,03 persen, 22,99 persen dan 30,44 persen.Â
Â
Â
* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.
Neraca Perdagangan Juli 2018 Defisit USD 2,03 Miliar
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia sepanjang Juli 2018 mengalami defisit sebesar USD 2,03 miliar.
Sebelumnya neraca perdagangan mengalami surplus sebesar USD 1,74 miliar pada Juni 2018.
"Neraca perdagangan kita pada Juli 2018 defisit USD 2,03 miliar. Jadi tahun ini, Januari defisit, Februari defisit, Maret surplus, April defisit, Mei defisit, Juni surplus, dan Juli kembali defisit," kata Kepala BPS, Suhariyanto, di Kantornya, Rabu 15 Agustus 2018.
Sementara itu, BPS mencatat posisi ekspor Indonesia pada Juli 2018 sebesar USD 16,24 miliar atau naik 25,19 persen dibanding Juni 2018. Ekspor ini disumbang oleh sektor migas sebesar USD 1,43 miliar dan nonmigas USD 14,81 miliar.Â
"Nilai ekspor per sektor disumbang oleh migas menyumbang ekspor USD 1,43 miliar, pertanian USD 0,3 miliar, industri pertanian USD 11,79 miliar dan pertambangan serta sektor lainnya menyumbang USD 2,72 miliar," ujar dia.
Dari sisi impor tercatat sebesar USD 18,27 miliar atau naik 62,17 persen dibandingkan dengan Juni 2018. Migas menyumbang USD 2,61 miliar dan nonmigas menyumbang impor UDD 15,66 persen.Â
Nilai impor tertinggi per sektor disumbang oleh konsumsi sebesar USD 1,72 miliar naik 70,50 persen. Bahan baku sebesar USD 13,67 miliar atau naik 59,28 persen serta barang modal diimpor sebesar USD 2,88 miliar atau naik 71, 95 persen.Â
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Â
Advertisement