Sukses

Jokowi: Rebut Blok Migas dari Asing Bukti RI Berdaulat

Pemerintah sedang mengusahakan kepemilikan saham mayoritas sebesar 51 persen oleh pihak nasional pada PT Freeport Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan, pemerintah telah menegakkan kedaulatan bangsa dalam menjaga kekayaan sumber daya alam. Hal ini telah terbukti dengan nasionalisasi aset yang sebelumnya dikelola pihak asing.

Jokowi mengatakan, pemerintah terus berupaya mendorong terwujudnya kedaulatan bangsa dengan mengembalikan aset-aset nasional ke tangan bangsa.

"Ketegasan dilakukan juga dalam menjaga kekayaan alam kita, untuk berdaulat atas sumber daya alam," kata Jokowi dalam acara Pidato Kenegaraan dalam rangka HUT ke-73 Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia di depan Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI, di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Kamis (16/8/2018).

Jokowi mengungkapkan, sebagai bukti ketegasan dalam menegakkan kadaulatan dalam pengelolaan sumber daya alam, pemerintah telah memutuskan pengelolaan Blok Minyak dan Gas Bumi (Migas) Mahakam, Sanga-Sanga dan Rokan yang sebelum dikelola perusahaan asing ke PT Pertamina (Persero), setelah kontraknya habis.

Selain itu, saat ini pemerintah juga sedang mengusahakan kepemilikan saham mayoritas, sebesar 51 persen oleh pihak nasional pada PT Freeport Indonesia.‎ Pencapaian tersebut akan bermanfaat untuk kemakmuran rakyat.

"Setelah beberapa dekade berada di tangan pihak lain, jatuh kepangkuan ibu pertiwi sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat," tuturnya.

Jokowi melanjutkan, penjagaan kedaulatan sumber daya alam juga diterapkan. Antara lain sektor maritim, yang terdiri dari laut, teluk, sampai samudra dengan menangkap dan mengadili pencuri ikan di perairan laut Indonesia.

"Kita tidak main-main dengan aksi pencuriaan ikan yang dulu sering ada di perairan kita," t‎andasnya.

 

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Jokowi: Bukan Hanya Fisik, Pembangunan Infrastruktur untuk Peradaban

Sebelumnya, Jokowi juga menjelaskan bahwa banyak orang salah kaprah ketika membahas infrastruktur. Menurutnya, selama ini pembangunan infrastruktur dikira hanya urusan fisik semata. Padahal, implikasi pembangunan sangat luas. Tak hanya bangunan dan jalan yang dibuat, tapi lewat pembangunan tersebut maka peradaban akan turut terbangun.

Dalam pidato kenegaraaan Presiden Jokowi di depan MPR, Kamis (16/8/2018), Presiden menyebut pembangunan seperti moda transportasi tidak sekadar fisik, tapi bisa memberi dampak ke kehidupan rakyat. 

"Dalam hal ini, banyak yang masih salah pengertian bahwa ketika kita membangun infrastruktur fisik seperti jalan tol, bandara, dan juga MRT, LRT, dilihat hanya dari sisi fisiknya saja. Padahal sesungguhnya, kita sedang membangun peradaban, membangun konektivitas budaya, membangun infrastruktur budaya baru," jelas Jokowi.

Jokowi menjelaskan, lewat infrastruktur maka konektivitas akan meningkat. Alhasil, tidak hanya perekonomian yang makin terintegrasi, tetapi hubungan budaya di Indonesia bisa makin erat.

"Pembangunan infrastruktur fisik harus dilihat sebagai cara untuk mempersatukan kita, mempercepat konektivitas budaya yang bisa mempertemukan berbagai budaya yang berbeda di seluruh Nusantara," ucapnya.

Jokowi berharap, orang Aceh bisa mudah terhubung dengan orang Papua, orang Rote bisa terhubung dengan saudara-saudara kita di Miangas. "Sehingga bisa semakin merasakan bahwa kita satu bangsa, satu tanah air," tegasnya.

Jokowi juga berjanji akan terus mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) untuk memajukan Indonesia, dan tidak hanya terfokus pada sumber daya alam (SDA) saja.

"Selama ini, kita sering bicara tentang kekayaan sumber daya alam, tapi kita seakan lupa bahwa Indonesia memiliki kekuatan besar dalam bentuk sumber daya manusia. Inilah sesungguhnya modal terbesar dan terkuat yang harus kita miliki," jelas Jokowi.

Jokowi berkomitmen terus berinvestasi dalam manusia Indonesia. "Karena itu, membangun manusia Indonesia adalah investasi kita untuk menghadapi masa depan, untuk melapangkan jalan menuju Indonesia maju."