Sukses

Jokowi: Kualitas Kehidupan Manusia Indonesia Membaik

Jokowi menyebut kualitas kehidupan manusia Indonesia sudah membaik. Ia turut menyorot peran anak-anak muda.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo mengumumkan kehidupan manusia di Indonesia sudah membaik. Hal ini disampaikannya berdasarkan data Indeks Pembangunan Manusia.

"Kualitas kehidupan manusia Indonesia juga terus membaik dalam empat tahun terakhir, yang terlihat dengan meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) kita, yang sudah masuk dalam kategori tinggi atau High Human Development," jelas Jokowi di Gedung MPR/DPR pada Kamis (16/8/2018).

Jokowi mencatat, angka IPM tersebut meningkat dari tahun 2014. Kala itu, angkanya adalah 68,90, dan pada 2017 meningkat menjadi 70,81. "Namun demikian, upaya peningkatan pembangunan manusia ini masihmembutuhkan perhatian serius dan kerja keras," imbuh Jokowi.

Presiden turut menyoroti bonus demografi Indonesia. Dengan jumlah penduduk lebih dari 260 juta jiwa atau nomor empat terbanyak di dunia, dan diprediksi mengalami bonus demografi antara tahun 2020 sampai 2030, Indonesia akan mempunyai penduduk usia produktif yang melimpah.

Banyaknya anak-anak muda yang membangun berbagai start-up turut menjadi sorotan Jokowi. Ia memuji mereka yang memiliki tujuan mulia, seperti mendirikan bank sampah, mempekerjakan kelompok difabel, dan menjaga kelestarian hayati Indonesia.

"Apa yang mereka lakukan telah menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang dan harus kita dukung, harus kita bukakan jalannya," ajak Jokowi.

Lebih lanjut, Jokowi percaya bahwa investasi pada sumber daya manusia (SDM) merupakan persiapan penting untuk masa depan Indonesia. Program pendidikan dan kesehatan pun digenjot oleh pemerintah.

"Kekuatan sumber daya manusia itu secara konsisten harus kita arahkan untuk memenangkan kompetisi, untuk menjadi bangsa pemenang sehingga bisa bersanding dengan negara-negara yang sudah maju," tutur Jokowi.

 

Jokowi mengakui jika upaya peningkatan pembangunan manusia masih membutuhkan perhatian serius dan kerja keras.

 

"Saya ingat saat datang ke Asmat, Papua, ketika menggendong dua anak Papua, saya melihat masa depan Indonesia di mata mereka. Masa depan yang harus kita lindungi dengan memastikan bahwa setiap anak Indonesia dapat lahir dengan sehat," tutur dia.

Sebab itu, Jokowi ingin memastikan anak-anak Indonesia bebas dari stunting atau tumbuh kerdil dengan memastikan asupan gizi yang cukup dan pola hidup yang sehat.

Pemerintah dikatakan telah menetapkan 100 kabupaten 22 sebagai lokasi prioritas penanganan stunting secara terintegrasi antar Kementerian dan Lembaga.

Serta harus memastikan anak-anak Indonesia dapat bersekolah tanpa kendala biaya melalui pembagian Kartu Indonesia Pintar. Di mana, realisasi penerima manfaatnya di tahun 2017 sudah mencapai lebih dari 20 juta peserta didik usia 6 hingga 21 tahun.

"Dapat saya sampaikan juga bahwa harapan lama sekolah penduduk muda tahun 2017 telah mencapai hampir 13 tahun," jelas dia.

Pemerintah, kata dia, juga fokus untuk peningkatan kualitas pendidikan dasar dan menengah yang merata di seluruh Indonesia. Jumlah Guru Garis Depan dari tahun 2016 sampai tahun 2017 sudah bertambah sebanyak 7.094 guru.

Peningkatan kompetensi berkelanjutan juga sudah dilakukan dengan lebih dari 1 juta guru. Realisasi Bantuan Operasional Sekolah (BOS) turut meningkatsetiap tahunnya, yang terakhir di tahun 2017.

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.

 

2 dari 2 halaman

Jokowi: Bukan Hanya Fisik, Pembangunan Infrastruktur untuk Peradaban

 Presiden Joko Widodo menjelaskan bahwa banyak orang salah kaprah ketika membahas infrastruktur. Menurutnya, selama ini pembangunan infrastruktur dikira hanya urusan fisik semata. Padahal, implikasi pembangunan sangat luas. Tak hanya bangunan dan jalan yang dibuat, tapi lewat pembangunan tersebut maka peradaban akan turut terbangun.

Dalam pidatonya pada sidang tahunan MPR pada Kamis (16/8/2018), Presiden Jokowi menyebut pembangunan seperti moda transportasi tidak sekadar fisik, tapi bisa memberi dampak ke kehidupan rakyat.

"Dalam hal ini, banyak yang masih salah pengertian bahwa ketika kita membangun infrastruktur fisik seperti jalan tol, bandara, dan juga MRT, LRT, dilihat hanya dari sisi fisiknya saja. Padahal sesungguhnya, kita sedang membangun peradaban, membangun konektivitas budaya, membangun infrastruktur budaya baru," jelas Jokowi.

Jokowi menjelaskan, lewat infrastruktur maka konektivitas akan meningkat. Alhasil, tidak hanya perekonomian yang makin terintegrasi, tetapi hubungan budaya di Indonesia bisa makin erat.

"Pembangunan infrastruktur fisik harus dilihat sebagai cara untuk mempersatukan kita, mempercepat konektivitas budaya yang bisa mempertemukan berbagai budaya yang berbeda di seluruh Nusantara," ucapnya.

Jokowi berharap, orang Aceh bisa mudah terhubung dengan orang Papua, orang Rote bisa terhubung dengan saudara-saudara kita di Miangas. "Sehingga bisa semakin merasakan bahwa kita satu bangsa, satu tanah air," tegasnya.

Jokowi juga berjanji akan terus mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) untuk memajukan Indonesia, dan tidak hanya terfokus pada sumber daya alam (SDA) saja.

"Selama ini, kita sering bicara tentang kekayaan sumber daya alam, tapi kita seakan lupa bahwa Indonesia memiliki kekuatan besar dalam bentuk sumber daya manusia. Inilah sesungguhnya modal terbesar dan terkuat yang harus kita miliki," jelas Jokowi.

Jokowi berkomitmen terus berinvestasi dalam manusia Indonesia. "Karena itu, membangun manusia Indonesia adalah investasi kita untuk menghadapi masa depan, untuk melapangkan jalan menuju Indonesia maju."