Sukses

Indonesia Tak Perlu Takut dengan Revolusi Industri

Jokowi menilai Indonesia harus gesit dan cepat memanfaatkan kesempatan yang ada di depan mata.

Liputan6.com, Jakarta Indonesia diminta harus cepat beradaptasi dan tidak boleh tertinggal dari negara-negara lain yang sedang berlomba, adu kecepatan, untuk membenahi negaranya masing-masing di era digital dan perubahan peradaban manusia dewasa ini.

Ini disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat memberikan Pidato Presiden Republik Indonesia pada Sidang Bersama DPR/DPD di Gedung MPR/DPR, Jakarta, Kamis (16/8/2018).

Dalam menghadapi dan menyikapi perubahan peradaban manusia, kata Jokowi, tidak bisa dilakukan dengan pesimisme dan kekhawatiran yang berlebih. Indonesia justru harus optimis dan yakin bahwa modal sosial dan energi kebangsaan kuat untuk melompat ke depan.

"Itu adalah bukti bahwa Indonesia tidak perlu takut dengan Revolusi Industri 4.0, tidak perlu khawatir terhadap masa depan. Kita justru harus memanfaatkan perkembangan yang ada untuk membawa Indonesia semakin maju," kata dia.

Jokowi menilai Indonesia harus gesit dan cepat memanfaatkan kesempatan yang ada di depan mata karena rumus yang berlaku sekarang bukan lagi yang besar mengalahkan yang kecil, tapi yang cepat mengalahkanyang lambat.

"Indonesia tidak perlu gentar, jangan sampai kita tidak percaya diri. Jangan kita meragukan kemampuan bangsa sendiri, karena sejatinya, kemampuan dan reputasi Indonesia sudah diakui di tingkat dunia," kata dia.

Dia mencontohkan saat empat santri muda dari Indonesia memenangkan kontes Robotic Games tingkat dunia di akhir tahun lalu. Hal ini dinilai bukti bahwa Indonesia tidak perlu takut dengan Revolusi Industri 4.0, tidak perlu khawatir terhadap masa depan.

 

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.

2 dari 2 halaman

Jokowi Ingin Pemuda RI Siap Bekerja Usai Lulus Pendidikan

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan kualitas pendidikan Indonesia perlu terus tingkatkan agar lebih banyak manusia Indonesia yang berdaya saing. Caranya, seperti melalui program pendidikan vokasi dan sertifikasi profesi sehingga tenaga kerja Indonesia sudah langsung siap bekerja saat lulus masa pendidikan.

Selain itu, kata dia, pemerintah mendorong agar ada kecocokan antara keahlian yang diajarkan di berbagai SMK dengan kebutuhan keahlian pengembangan industri unggulan di masing-masing daerah.

Pemerintah juga akan membuka Balai Latihan Kerja di berbagai Pondok Pesantren sebagai bagian peningkatan keahlian SDM Indonesia.

"Di tingkat Pendidikan Tinggi, kita harus berani melakukan berbagai terobosan jika ingin manusia manusia Indonesia siap berkompetisi di masa depan," ujar dia saat menyampaikan Pidato Presiden Republik Indonesia di hadapan DPR/DPR di Gedung MPR/DPR, Jakarta, Kamis (16/8/2018).

Dia juga meminta universitas-universitas di Indonesia harus berani mendobrak kebiasaan-kebiasaan lama. Harus berani memunculkan program studi baru yang mencerminkan realitas kebutuhan keahlian masa kini dan masa depan.

"Saya percaya, langkah-langkah terobosan Perguruan Tinggi tersebut akan disambut baik oleh generasi muda kita, generasi yang sangat ingin melakukan lompatan kemajuan," dia menambahkan.

Menurut dia, melalui pembangunan Manusia Sentris, akan membangkitkan elan perjuangan untuk menjadi bangsa pemenang, agar Indonesia mampu menghadapi berbagai tantangan besar, seperti tantangan Revolusi Industri 4.0 yang sudah mulai mengubah wajah peradaban manusia.

"Kita harus bisa bicara tentang Artificial Intelligence, Internet of Things, dan berbagai kemajuan teknologi yang hampir setiap detik selalu muncul yang baru," tegas dia.

 

Video Terkini