Liputan6.com, Jakarta Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya menilai jika industri pariwisata bisa menjadi penyumbang devisa terbesar. Pada tahun lalu, pariwisata mampu menyumbang devisa sebanyak USD 15 miliar.
"Karena diketahui industri pariwisata industri paling mudah dan murah untuk dapatkan devisa jadi tahun 2017 itu USD 15 miliar," kata Menpar Arief saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (16/8/2018).
Baca Juga
Angka tersebut meningkat dari tahun 2016 yang sebesar USD 13,5 miliar. Sementara itu, ada tahun ini devisa dari industri pariwisata ditargetkan mencapai hingga USD 17 miliar.
Advertisement
"Tahun ini diproyeksikan USD 17 miliar. Tahun 2019 sebesar USD 20 miliar. Ketika USD 20 miliar maka diharapkan pariwisata sudah menjadi penghasil devisa terbesar," ujarnya.
Beberapa hal yang dilakukan untuk menggenjot industri pariwisata adalah memperluas promosi dan pemasaran, pengembangan destinasi-destinasi wisata yang baru serta pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.
Dia mengungkapkan, ketiga terobosan tersebut terbukti mampu mendongkrak jumlah kunjungam wisatawan mancanegara ke Indonesia.
"Kalau pemasaran sudah tahu salah satu paling tinggi tumbuhnya di dunia, tahun 2016 ke tahun 2017 tumbuh tinggi 22 persen. Tahun ini diharapkan tumbuh 20 persen namun sampai Juni tumbuh 14 persen. Baru dapat 7,5 juta (kunjungan) dari harapan 17 juta. Kalau 7,5 juta dua kali (berarti) angka 15 juta, aman. Tapi target 17 juta," jelas dia.
Reporter: Yayu Agustini Rahayu
Sumber: Merdeka.com
* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.
Imbas Gempa, Pariwisata Lombok Berpotensi Kehilangan Rp 1,4 Triliun
Pasca-gempa yang terjadi di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), Tim Tourism Crisis Centre Kementerian Pariwisata masih memantau dan memastikan wisman yang berada di kawasan wisata tersebut dalam keadaan aman.
Ketua Tourism Crisis Centre Kementerian Pariwisata, Guntur Sakti, menurut informasi yang diterima Liputan6.com, Rabu (8/8/2018), masih bertahan di kepulauan Gili. Berdasarkan hasil penyisiran di tiga Gili, beberapa orang yang masih bertahan adalah pemilik properti dan peralatan diving, sebagian lagi masih menunggu charter helikopter menuju ke Bali.
Untuk mengantisipasi wisman yang membutuhkan bantuan dan layanan, Kadispar Provinsi NTB telah menyiapkan tempat menginap di kantor Kadispar. Bahkan food truck Poltekpar disediakan di halaman kanntor Kadispar tersebut.
Hingga kemarin, terhitung 15 negara yang mengeluarkan travel advice ke Lombok, antara lain Prancis, Selandia Baru, Inggris, Siprus, Luxemburg, Belgia, Jerman, Kanada, Tiongkok, Australia, Amerika Serikat, Singapura, Malaysia, Brasil, dan Swiss. Hal ini tentunya memberi dampak langsung pada pariwisata Indonesia, khususnya jumlah kunjungan wisman.
Â
Advertisement