Sukses

Kayu Lontar Bisa Dipakai Untuk Bangun Rumah Ramah Lingkungan

Adopsi budaya dan kondisi setempat dalam pembangunan infrastruktur pun sangat penting agar pembangunan dapat diterima oleh masyarakat dan meningkatkan manfaat infrastruktur.

Liputan6.com, Jakarta gMenteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, pembangunan infrastruktur yang kini sedang giat dikerjakan pemerintah juga turut memperhatikan pemanfaatan material lokal agar terkesan ramah lingkungan.

"Hal penting lain yang selalu diperhatikan dalam pembangunan infrastruktur yang ramah lingkungan adalah mengadaptasikan kekayaan budaya setempat ke dalam desain infrastruktur," kata dia di Jakarta, Kamis (23/8/2018).

Sebagai contoh, beberapa provinsi di Pulau Kalimantan tidak memiliki batu pecah dalam jumlah yang cukup dan kualitas yang baik.

Untuk mengatasi kondisi ini, dikembangkan berbagai teknologi berbasis material lokal dalam pembangunan infrastruktur, salah satunya memanfaatkan keberadaan sumber daya kayu lontar.

"Batang pohon lontar juga bisa digunakan sebagai bahan bangunan pembuatan rumah," ungkap dia.

Dia menyebutkan, basis teknologi ramah lingkungan lain yang juga bisa dipakai antara lain pemanfaatan sandbase lapis pondasi aspal sebagai pondasi badan jalan, timbunan ringan dengan material dasar utama pasir untuk badan jalan di atas tanah lunak, serta hot mix lawele granular asbuton dan cold paving hot mix asbuton untuk pengerasan jalan.

Selain itu, lanjutnya, adopsi budaya dan kondisi setempat dalam pembangunan infrastruktur pun sangat penting agar pembangunan dapat diterima oleh masyarakat dan meningkatkan manfaat infrastruktur.

"Sebagai ilustrasi, sungai-sungai besar di Pulau Kalimantan sejak dulu dipergunakan sebagai moda transportasi utama. Fungsi ini akan terganggu saat dibangun bangunan air melintang sungai," urainya.

"Adopsi budaya lokal ke dalam infrastruktur juga dilakukan pada desain pembangunan kawasan Jembatan Holtekamp di Provinsi Papua dan pada Bendungan Raknamo di Provinsi Nusa Tenggara Timur," Menteri Basuki menambahkan.

Oleh karena itu, ia yakin, penataan lingkungan dan kawasan yang menyatu dengan pembangunan infrastruktur utama ini akan menjadikan proyek tersebut sebagai icon atau landmark suatu kawasan.

"Itu juga akan membangkitkan destinasi wisata baru, memicu pertumbuhan ekonomi lokal, dan membangun rasa memiliki serta menambah kemanfaatan infrastruktur," ujar dia.

 

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini

 

 

 

2 dari 2 halaman

Ada Program Sejuta Rumah, Ditargetkan 610 Ribu Unit Terbangun pada Agustus

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR) melalui Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan mengumumkan, hingga 20 Agustus 2018 kemajuan Program Sejuta Rumah tercatat mencapai 582.638 unit rumah.

Jumlah tersebut naik sekitar 60 ribu unit rumah subsidi dari 31 Juli 2018, yakni sebanyak 520.034 unit rumah.

Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR, Khalawi Abdul Hamid menargetkan, pihaknya bisa menyalurkan sekitar 30 ribu unit rumah lagi hingga penghujung Agustus.

"Dan ini memang targetnya 1 bulan antara 100 ribu sampai 125 ribu (unit rumah baru terbangun). Masih 10 hari lagi, bisa sampai 610 ribu di akhir Agustus. Saya akan coba tambah 30 ribu lagi sampai akhir bulan," ujar dia di Gedung Kementerian PUPR, Jakarta, Kamis (23/8/2018).

Dia pun tetap antusias, dapat mencapai target 95 persen membangun sebanyak 1,2 juta unit sesuai yang dicanangkan Program Sejuta Rumah. "Saya masih optimis, masih punya waktu 4,5 bulan lagi," kata dia.

Menurut data Kementerian PUPR, 68 persen dari total unit rumah yang disediakan dalam program tersebut diperuntukkan khusus bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Sementara 32 persen sisa adalah untuk non-MBR.

Selain itu, tercatat pula capaian kinerja Perusahaan Sejuta Rumah sejak 2015-2017 terus mengalami peningkatan. Pada akhir 2015, sebanyak 699.770 unit rumah berhasil disalurkan.

Penyaluran rumah subsidi naik menjadi 805.169 unit pada akhir 2016, dan terus meningkat hingga mencapai 904.750 unit pada penghujung 2017. 

 

 

Â