Sukses

Imbas Krisis, Warga Venezuela Eksodus ke 4 Negara Ini

Masyarakat Venezuela berbondong-bondong keluar dari negaranya imbas krisis ekonomi yang terjadi.

Liputan6.com, Caracas - Masyarakat Venezuela berbondong-bondong keluar dari negaranya imbas krisis ekonomi yang terjadi.

Negara-negara lain di kawasan yang menjadi tujuan masyarakat Venezuela antara lain Brazil, Kolombia, Ekuador dan Peru.

Negara-negara tersebut pun berjuang hadapi arus pendatang dari Venezuela. Ratusan ribu masyarakat telah melakukan perjalanan ke Kolombia dan Ekuador, serta banyak yang menuju lebih  jauh ke selatan Peru dan Chile.

Pada Sabtu pekan lalu, Ekuador pun memperkenalkan pembatasan masuk baru yang sebabkan ratusan migrant terdampar di sisi perbatasan Kolombia. Demikian kutip laman BBC, seperti ditulis Kamis (23/8/2018).

Di tengah kebingungan, beberapa orang Venezuela yang putus asa bahkan menentang aturan baru dan masuk melalui penyeberangan yang tidak dijaga. Namun, masyarakat Venezuela itu hadapi denda karena akses negara secara illegal.

Selama tiga tahun terakhir, sekitar 3.000 orang Venezuela memasuki Kolombia setiap hari. Negara itu memberikan tempat tinggal sementara kepada lebih dari 800 ribu orang. Pemerintahan Peru menuturkan, kalau pekan lalu sekitar 20 ribu orang Venezuela memasuki negara tersebut.

 

 

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini

 

2 dari 3 halaman

Imigran Venezuela ke Brazil Bertambah

Jumlah warga Venezuela yang memasuki Brazil meningkat meski pun ada serangan di kamp-kamp darurat migrant pada Sabtu pekan lalu.

Seorang juru bicara militer Brazil menuturkan, sekitar 900 orang Venezuela diperkirakan berada di negara bagian Roraima. Jumlah tersebut naik tajam dibandingkan rata-rata harian.

Adapun masyarakat yang mencoba melarikan diri dari reruntuhan ekonomi Venezuela memicu ketegangan di wilayah regional. Apalagi ada ketidakpastian usah keluarkan uang kertas baru.

Pemerintah Venezuela telah pangkas lima nol di mata uang bolivar dan menambatkannya di mata uang virtual baru Petro.

Pemerintah mengatakan langkah itu diperlukan untuk atasi inflasi yang menlaju. Namun, ahli mengatakan hal tersebut dapat sebabkan kekacauan lebih besar.

Kemudian apa yang terjadi di Brazil?

Pasukan keamanan ekstra telah dikirim ke perbatasan dengan Venezuela menyusul aksi kekerasan di dekat kota Pacaraima.

Pemerintah negara bagian Roraima telah meminta Mahkamah Agung untuk sementara menghentikan masuknya para migrant dari Venezuela. Bahkan layanan sosial pun kewalahan.

Namun, Menteri Keamanan Brazil Sergio Etchegoyen menuturkan, penutupan perbatasan itu tidak terpikirkan karena illegal. Kehadiran polisi militer di perbatasan telah perbaiki situasi. "Ada ketegangan tetapi tidak ada konflik," ujar dia.

Banyak dari masyarakat Venezuela yang menyeberang ke Brazil mengatakan kalau lapar dan tidak memiliki akses ke layanan medis di Venezuela.

Militer mengatakan, sekitar 800 migran Venezuela tiba di Roraima. Sekitar 300 lebih banyak dari rata-rata jumlah menyeberang setiap hari hampir satu tahun.

 

3 dari 3 halaman

Apa yang Terjadi dengan Mata Uang?

Dana Moneter Internasional atau The International Monetary Fund (IMF) memperkirakan inflasi di Venezuela bisa mencapai satu juta persen pada 2018. Berdasarkan studi yang dilakukan National Assembly, harga telah meningkat dua kali lipat setiap hari dalam rata-rata 26 hari.

Pemerintah pun keluarkan uang kertas baru dalam "sovereign bolivars" yang merupakan alat pembayaran sah pada Senin. Namun, karena pada Senin dinyatakan sebagai hari libur umum, sekarang perhatian terfokus pada toko dan bank bereaksi ketika langkah-langkah drastis mulai berlaku pada Selasa.

Langkah ini secara efektif merupakan redenominasi. Presiden Venezuela Nicolas Maduro memangkas lima nol dari mata uang lama the strong bolivar dan memberinya nama baru.

Delapan uang kertas baru dan dua koin baru sedang beredar. Adapun mata uang itu memiliki nilai 2,5,10,20,50,100,200 dan 500 sovereign bolivars.

Adapun mata uang lama akan terus beredar untuk sementara waktu. Gubernur bank sentral Venezuela Calixto Ortega menuturkan, uang kurang dari 1.000 bolivars akan dihapus secara langsung.

Pemerintah berharap rencana ekonomi barunya tidak hanya akan mengekang hiperinflasi negara itu tetapi juga akhiri perang ekonomi.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini: