Sukses

Tak Selamanya Menikah di Usia Menjelang 30 Buruk, Ini Jawabannya

Ada beberapa hal yang bisa kamu maksimalkan atau syukuri selagi belum terikat komitmen pernikahan. Simak yuk beberapa alasan berikut

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu pencapaian hidup bagi sebagian besar orang adalah menikah dan membangun keluarga. Karena itu pula, tak sedikit orang yang punya target usia menikah. Jika memiliki kekasih, dan sudah yakin untuk ke jenjang pernikahan, ya tinggal menjalani proses yang tinggal selangkah lagi.

Akan tetapi, rencana tak selalu berjalan mulus. Alasannya, mungkin karena belum menemukan pasangan yang cocok atau masih sibuk dengan sesuatu sehingga tak punya banyak waktu untuk hubungan romantis. Bisa saja keadaan ini berlanjut menjelang kepala tiga.

Meskipun masyarakat menganggap usia segitu sudah sangat terlambat untuk menikah, sebenarnya ada beberapa hal yang bisa kamu syukuri dari kondisi itu. Ada beberapa hal yang bisa kamu maksimalkan atau syukuri selagi belum terikat komitmen pernikahan. Simak yuk beberapa alasan yang dikutip dari Swara Tunaiku.

1. Emosi lebih stabil

Pada umumnya, pemikiran semakin dewasa ketika usia bertambah, yang kemudian mempengaruhi kestabilan emosi. Dengan emosi yang stabil, kemungkinan besar kamu bisa membangun hubungan yang sehat dengan calon pasangan. Sebab, kamu bisa meminimalisir drama percintaan yang biasanya dihadapi pasangan muda.

 

* Update Terkini Asian Games 2018. Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini

2 dari 5 halaman

2. Pencapaian hidup

Menikah muda terkadang menghalangi atau memperlambat proses dalam mencapai sesuatu, seperti melanjutkan sekolah, mengejar karier, atau berkarya. Sibuk mengurus anak dan rumah tangga bisa jadi yang membatasi gerakmu dalam mencapai hal-hal yang kamu inginkan. Akan tetapi menjelang usia 30, bisa jadi kamu sudah membuat pencapaian. Sehingga kamu tak terlalu terbebani ketika akhirnya memutuskan untuk berkeluarga.

3. Lebih berpengalaman

Menjelang usia 30-an, kamu sudah menjalani beberapa hubungan dengan pasangan yang punya sifat berbeda. Kamu jadi punya judgement yang lebih baik. Dan bisa menyeleksi laki-laki dengan karakter yang menurutmu tak sesuai sebagai pasangan hidup.

3 dari 5 halaman

4. Punya waktu mengenal diri sendiri

Dengan pribadi yang dewasa dan memiliki waktu untuk diri sendiri, kamu punya waktu untuk mengenal diri. Kamu belajar kelebihan dan kekurangan untuk meningkatkan potensi diri. Saat kamu punya pasangan, kamu dan pasangan bisa sepakat untuk tak saling mengatur atau mengajukan tuntutan yang mustahil.

5. Mampu berkomunikasi dengan baik

Yang namanya hubungan, apalagi pernikahan, pasti akan ada konflik atau hal yang dipertengkarkan. Ketika menyadari hal ini secara penuh, kamu pun punya kesadaran bahwa permasalahan itu bakal selesai dengan komunikasi yang baik. Dengan pikiran yang dewasa, kamu bisa melewati masa-masa berat.

4 dari 5 halaman

6. Tahu keinginan

Menjelang usia 30, kamu lebih selektif memilih orang yang benar-benar ingin menjalani hubungan dengan pasti. Kamu enggak bakal menghabiskan waktu dengan orang yang enggak jelas. Hal ini mungkin karena di usiamu yang sudah dewasa, kamu sudah tahu dan menyadari keinginan dan kebutuhanmu dengan jelas.

7. Hati-hati dalam masalah finansial

Masalah keuangan adalah salah satu penyebab perceraian di Indonesia. Karena itu pula, kamu bisa menyiapkan finansial dengan hati-hati sebelum menikah. Dengan usia yang dewasa, kamu tentu sudah belajar soal mengelola keuangan.

5 dari 5 halaman

8. Percaya diri

Menjelang usia 30, kamu telah menemukan jati diri didukung oleh pemikiran dan perilaku dewasa. Kamu pun percaya pada kemampuanmu untuk menghadapi kehidupan di masa depan, terutama dalam menjalani pernikahan.

Menikah, baik di usia 20-an ataupun 30-an, merupakan sebuah tanggung jawab besar. Jadi, sebaiknya memang mengambil waktu untuk mempersiapkan mental maupun finansial. Lagipula menikah juga enggak ada tenggat waktunya, kok. Selama kamu bahagia menjalani hidup atas pilihanmu sendiri, itu sah-sah saja.