Liputan6.com, Jakarta Gejolak ekonomi global tak menyurutkan Bank BTN untuk terus melakukan inovasi dalam perolehan dana murah, perseroan melalui Tabungan Felas yang dirilis sejak Juni 2018.
Direktur Consumer Banking BTN, Budi Satria menjelaskan, walaupun terbilang baru, masyarakat cukup antusias dalam menyambut produk tabungan baru BTN tersebut.
"Ada kelebihan yang diberikan dari Tabungan BTN Felas ini dibanding tabungan sejenis yang diterbitkan oleh bank lain. Ini yang menjadi point mengapa produk Tabungan tersebut mulai banyak diincar oleh calon nasabah BTN," kata Budi dalam keterangannya, Senin (27/8/2018).
Advertisement
Baca Juga
Menurut Budi, tabungan ini cukup unik karena namanya memang sengaja diambil dari kata Velas yang artinya adalah teman atau sahabat.
Dikatakannya, ini merupakan tujuan perseroan bagaimana dengan produk ini BTN menjadi sahabat masyarakat dalam menabung atau menyimpan dana dalam bentuk valas di BTN.
Keunikan kedua adalah bebas biaya provisi, dan yang paling penting kurs bersaing dimana dalam Tabungan BTN Felas kurs lebih tinggi dibanding bank lain dan ini menguntungkan bagi nasabah.
Dalam menjawab kebutuhan pasar atas produk Tabungan Felas ini tambah Budi, perseroan memilih Surabaya sebagai kota kedua setelah Batam.
Untuk memberikan stimulus kepada masyarakat Surabaya, BTN memberikan promo bagi 1.000 penabung pertama Tabungan BTN Felas baik USD maupun SGD akan mendapatkan benefit cash back masing-masing senilai 5 US$ dan Sing $ 5.
"Surabaya menjadi salah satu target pemasaran Tabungan BTN Felas karena kota ini dikenal sebagai kota ekonomi nomor dua terbesar di Indonesia setelah Jakarta, disamping sebagai kota industri, kota perdagangan dan terkemuka di Idonesia," terangnya.
Selain itu, Surabaya juga memiliki komunitas masyarakat yang beragam, pengusahanya ada di berbagai sektor, hal ini merupakan salah satu segmen yang menjadi sasaran bagi produk tabungan Felas.
Budi menjelaskan tabungan BTN Felas menjadi penting bagi masyarakat yang sering melakukan perjalanan ke luar negeri, mengirim uang ke luar negeri, belanja online internasional, termasuk para pebisnis yang tidak ingin tabungannya tergerus fluktuasi kurs yang naik turun.
"Kami melihat peluang untuk bagaimana produk ini nanti lebih menarik, simple dan menjadi gengsi bagi pengguna produk Tabungan BTN Felas," ungkapnya.
Lebih lanjut, Tabungan Felas membidik nasabah menengah atas, dimana di Indonesia valas masih menjadi instrumen investasi, sehingga diharapkan Tabungan Falas menjadi salah satu alternatif untuk investasi yang sangat menjanjikan dan membuat produk tabungan Bank BTN jadi lebih lengkap.
Perseroan ke depan BTN akan menambah fitur dari Tabungan BTN Felas ini dengan kartu atm, e-channel dan informasi kurs real time sehingga nasabah tidak perlu repot karena semua dapat dilakukan dalam genggaman.
"Dalam lima tahun pertama, Bank BTN akan membidik sekitar 50.000 nasabah baru Tabungan BTN Felas dengan total saldo masing-masing 2.028.800 dalam kurs USD maupun SGD," tuturnya.
Â
* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini
Â
Â
Target 10 Persen
Untuk di Surabaya perseroan menargetkan sekitar 10 persen, namun melihat potensinya bahkan bisa lebih dari target, meski Jabodetabek tetap yang terbesar karena potensi uang beredar sekitar 70-80 persen.
Namun kota-kota seperti Surabaya, Medan, Palembang, Batam dikatakan memiliki potensi yang cukup besar juga.
Strategi yang dilakukan, selain memiliki kantor cabang dan unit kerja di Surabaya, Bank BTN selama ini telah memiliki jaringan ke banyak developer atau pengembang di wilayah ini.
"Karena bank BTN fokus ke properti tentunya memiliki banyak jaringan, ini yang membuat kami terus menggali potensi nasabah yang ada dan nasabah lainnya yang terkait industri yang kita geluti saat ini," ujarnya.
Adapun hingga akhir 2018 emiten Bursa Efek Indonesia berkode saham BBTN ini membidik pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sekitar 20-22 persen.
Sampai dengan semester I-2018 DPK Bank BTN telah menembus Rp190 triliun atau naik hampir 20 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kenaikan DPK ini tercatat di atas rata-rata industri nasional.
Â
Advertisement