Sukses

Berbisnis dengan Teman dan Keluarga? Cek 5 Aturan Penting Ini

Berikut beberapa hal yang mesti diperhatikan dan dihindari saat menjalankan bisnis dengan keluarga atau teman dekat.

Liputan6.com, Jakarta - Saat memulai bisnis, banyak orang yang memutuskan untuk mengajak teman atau keluarga sebagai partner. Memilih partner dengan cara ini, tak ada salahnya buat dicoba, bahkan punya banyak kelebihan.

Namun, kamu mesti memerhatikan beberapa aturan penting, alias do & don’t sebelum memulai bisnis dengan orang dekat agar tidak terjadi hal tak diinginkan, seperti bangkrut atau berselisih dengan partner bisnis. Dikutip dari Swara Tunaiku, berikut ini penjelasannya.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan:

1. Menentukan jenis bisnis

Sebelum melangkah terlalu jauh, kita harus menentukan jenis bisnis dengan partner. Pastikan terlebih dahulu kalau kalian memiliki minat jenis bisnis yang sama.

2. Menyamakan visi dan misi

Meskipun saudara, tak menutup kemungkinan kalian memiliki visi misi yang berbeda. Misalnya, misi bisnis untuk memenuhi kebutuhan harian. Namun, ada pula yang memiliki misi lebih jauh, yaitu untuk kesuksesan masa depan. Cek dulu apakah kalian punya visi dan misi yang sama?

 

* Update Terkini Asian Games 2018. Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini

2 dari 6 halaman

3. Cocok dari segi karakter

Tak ada yang lebih baik selain memiliki kecocokan karakter dengan partner bisnis. Saat menjalankan bisnis, kalian akan lebih kompak karena memiliki chemistry yang bagus.

4. Kompetensi partner bisnis

Ketika merintis bisnis, sudah seharusnya partner yang dipilih memiliki kompetensi yang mumpuni. Sehingga, tidak hanya satu pihak saja yang jago berbisnis. Dengan demikian, pembagian tugas akan berjalan sesuai rencana ketika masing-masing orang punya kompetensi yang berbeda-beda.

3 dari 6 halaman

5. Pembagian tugas

Salah satu kelebihan memiliki partner bisnis adalah bisa membagi tugas. Saat membagi tugas, pastikan kalau sudah adil dan sesuai dengan kelebihan dan kompetensi masing-masing. Agar lebih adil, pembagian tugas harus dikonsultasikan dulu dengan partner bisnis.

6. Pembagian modal sekaligus keuntungan

Sejak awal, sudah harus memutuskan pembagian modal sekaligus keuntungan secara jelas. Kedepannya, kedua belah pihak harus menaati ketentuan yang sudah disepakati.

4 dari 6 halaman

Beberapa hal yang perlu dihindari

1. Tidak ada hitam di atas putih

Jangan pernah merintis bisnis tanpa adanya perjanjian meski dengan sahabat atau keluarga. Jika tidak memiliki perjanjian, bisnis tersebut akan lemah di mata hukum. Jika sampai terjadi masalah di masa depan, maka akan sulit diselesaikan. Beberapa hal yang perlu tercantum dalam isi perjanjian adalah keuntungan, tanggung jawab, hingga penyelesaian perselisihan.

2. Mudah percaya dengan partner

Meski sudah dekat dengan orang tersebut, jangan langsung percaya 100 persen. Lebih-lebih saat melakukan bisnis yang berurusan dengan masalah uang di dalamnya. Solusinya, bisa menerapkan sistem pengendali bisnis, yaitu pengendali kualitas (QC) dan jaminan mutu (QA).

5 dari 6 halaman

3. Tak menggelar pertemuan rutin

Dalam berbisnis, diperlukan pertemuan secara rutin. Saat melakukan pertemuan, kalian dapat bertukar pendapat tentang kendala dan masalah sekaligus mencari solusinya. Sebisa mungkin untuk tidak melewatkan pertemuan rutin jika ingin bisnis yang dijalani terus berkembang.

4. Menghitung keuntungan irasional

Hasil perhitungan keuntungan di atas kertas pasti akan berbeda dengan hasil di lapangan. Misalnya, keuntungan di atas kertas sebesar Rp 10 juta tetapi hasil di lapangan ternyata tidak sebanyak itu. Maka dari itu, jangan sampai menghitung keuntungan secara irasional.

6 dari 6 halaman

5. Kurang fokus

Dibutuhkan komitmen yang maksimal saat menjalankan bisnis bersama. Salah satu cara menunjukkan sikap komitmen, yaitu dengan fokus pada operasional bisnis.

Berikut beberapa hal yang mesti diperhatikan dan dihindari saat menjalankan bisnis dengan keluarga atau teman dekat. Pastikan untuk menerapkannya saat berbisnis, ya.