Liputan6.com, Jakarta - Dilihat dari trennya, investasi di IPO menunjukkan geliat yang baik di tahun 2018. Diakui memang, IPO bisa memberikan peluang profit bagi investor.
Namun, di balik iming-iming menggiurkan ini, tentu saja investor yang bijak tidak boleh gegabah dan asal beli IPO. Pasalnya, tidak semua saham yang ditawarkan terbilang layak beli.
Advertisement
Baca Juga
Jika berniat membeli saham IPO, ikuti 7 tips mendasar dari Swara Tunaiku sebagai berikut.
1. Observasi nilai saham IPO
Sebelum memutuskan untuk membeli, para investor wajib melihat kinerja saham melalui grafik historinya. Namun, karena IPO belum memiliki histori harga, Anda bisa mengobservasi dari prospektus dan riset-riset terkait yang tersebar di media massa.
Â
* Update Terkini Asian Games 2018. Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini
2. Lihat besaran jumlah saham yang dilepas ke publik
Umumnya, semakin besar jumlah saham yang dilepas--di atas 30 persen, akan semakin baik. Pasalnya, ini berarti makin banyak masyarakat yang bisa memiliki saham, dan secara teori, transaksi saham akan lebih likuid pada pasar sekunder.
3. Porsi alokasi saham
Cek perbandingan alokasi saham yang dialokasikan kepada investor asing dan investor lokal juga untuk investor institusi dan investor ritel. Seharusnya tidak timpang ke satu pihak alias cukup seimbang.
Advertisement
4. Awasi tren pasar
Ditilik dari catatan historis di bursa, beberapa saham IPO dengan fundamental bagus bisa jadi merosot karena di-release saat tren pasar sedang negatif. Kenapa? Karena naik turunnya saham IPO sangat dipengaruhi oleh daya beli trader dan investor saat itu. Makanya, investor harus cermat mengawasi tren pasar.
5. Rekam jejak penjamin emisi
Track record kinerja penjamin emisi calon emiten adalah pegangan investor. Maka, investor wajib tahu. Track record umumnya dinilai dari tingkat kesuksesan dan nilai oversubscribe (yang mengindikasi bahwa saham itu punya banyak peminat). Selain track record penjamin emisi calon emiten, Anda juga sebaiknya mengecek track record penjamin emisi pasca listing. Jadi, jika harga saham emiten naik, berarti strategi sang penjamin emisi memang patut diandalkan.
6. Laporan keuangan
Jangan beli kucing dalam karung. Anda bisa melihat kualitas keuangan suatu perusahaan dari laporan keuangannya. Jangan sampai terkecoh membeli saham IPO dari perusahaan dengan laporan keuangan yang tidak sehat. Cek laporan keuangan setidaknya dari tiga tahun terakhir, lantas bandingkan juga dengan kinerja calon emiten dengan perusahaan lain yang sejenis. Beberapa indikator untuk dicek misalnya price earning ratio (PER), price book value (PBV), serta net asset value (NAV).
7. Profil peminat saham IPO
Simpelnya, semakin banyak peminat indikasi saham semakin baik. Apalagi jika yang berburu adalah investor asing, yang berarti mereka melihat ada potensi besar di saham IPO tersebut.
Membeli saham IPO ibarat ikut serta memiliki perusahaan. Maka, jika ingin untung, harus pilih perusahaan yang sehat supaya masa depannya cerah. Selamat mencoba!
Advertisement