Liputan6.com, New York - Harga emas tertekan seiring ada revisi terhadap data produk domestik bruto Amerika Serikat (AS) pada kuartal II 2018. Selain itu, indeks dolar AS juga stabil sehingga menekan harga logam.
Harga emas untuk pengiriman Desember turun 0,2 persen atau USD 2,90 menjadi USD 1.211,50 per ounce. Sepanjang pekan ini, indeks dolar AS susut 0,1 persen ke posisi 94,61 usai sentuh level tertinggi 94,93.
Pergerakan dolar AS didorong investor mencerna data revisi PDB kuartal II yang naik ke posisi 4,2 persen. Data penjualan rumah yang tertunda pada Juli juga melemah 0,7 persen. Sektor ini mencatat sejumlah data melemah termasuk penjualan rumah yang turun ke level terendah dalam 2,5 tahun.
Advertisement
Baca Juga
"Emas sedang hadapi angin usai rilis PDB pada kuartal II yang lebih tinggi dari 4,2 persen. Dan berita AS-Kanada yang melanjutkan negosiasi perdagangan juga berdampak terhadap pasar saham yang positif dan menekan minat aset safe haven," ujar Wakil Presiden Direktur GoldMining Inc, Jeff Wright, seperti dikutip dari laman Marketwatch, Kamis (30/8/2018).
Ia menambahkan, harga emas juga dapat dorongan dari AS dan Kanada yang capai kesepakatan. Hal itu pengaruhi indeks dolar AS yang menjadi penghalang utama emas pada 2018. Harga emas sering ditransaksikan lebih tinggi dari dolar AS melemah dan sebaliknya.
* Update Terkini Jadwal Asian Games 2018, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Asian Games 2018 dengan lihat di Sini
Harga Logam Lainnya
Hingga Agustus 2018 harga emas turun sekitar delapan persen. Sedangkan dolar AS yang bergejolak membuat, harga emas stabil di atas USD 1.200.
"Penguatan harga emas hanya jangka pendek. Salah satu alasan kami melihat harga emas melemah karena ekonomi AS sedang kuat dan konsumen merasa yakin tentang hal Ini sebagaimana terbukti dalam data ekonomi kemarin," ujar Naeem Aslam, Kepala Analis Think Markets.
Ia menambahkan, faktor siklus kenaikan suku bunga juga dorong dolar AS lebih tinggi.
The federal Reserve atau bank sentral AS akan menaikkan suku bunga acuan lebih tinggi pada September dan Desember. Ditambah pengetatan moneter pada 2019.
Secara teknikal, harga emas di level support USD 1.200. Kepala Analis ActivTraders, Carlo De Cas menuturkan, tingkat kunci harga emas berikutnya di posisi USD 1.180. “Kenaikan di atas USD 1.210 akan menjadi dorong positif yang pertama dengan target potensial USD 1.230,” ujar dia.
Harga logam lainnya antara lain harga perak melemah 0,5 persen menjadi USD 14.697 per ounce. Harga tembaga susut hampir satu persen ke posisi USD 2,71 per pound. Sedangkan harga platinum untuk pengiriman Oktober naik 0,1 persen menjadi USD 796,60 per ounce. Harga palladium naik dua persen menjadi USD 958,50 per ounce.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement