Liputan6.com, Jakarta Harga emas dunia merosot di bawah USD 1.200 per ounce. Pemicunya adalah Dolar Amerika Serikat (AS) yang menguat dan laporan data ekonomi AS.
Melansir laman Reuters, Jumat (31/8/2018), harga emas di pasar Spot turun 0,6 persen menjadi USD 1.198,84 per ounce.
Baca Juga
Sementara emas berjangka pada Desember ditutup turun USD 6,50, atau 0,5 persen, menjadi USDÂ 1.205. Spot emas mencapai titik terendah dalam enam hari di posisi USD 1.195,95.
Advertisement
"Meskipun kami memiliki keyakinan yang cukup tinggi untuk harga yang lebih tinggi dalam jangka menengah dan panjang, kami melihat sedikit tantangan dalam jangka pendek selama dolar tetap kuat," kata analis Carsten Menke dari Julius Baer.
Indeks dolar menguat terhadap sekeranjang mata uang utama negara lain, setelah data belanja konsumen AS meningkat pada Juli. Penguatan Dolar membuat harga emas lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lainnya.
"Bahkan dengan semua ketegangan geopolitik dan perdagangan, kami masih melihat perusahaan mendapat perolehan laba yang baik dan yang mendukung pasar ekuitas menjadi lebih tinggi juga, dan kondisi ini menekan emas," kata Chris Gaffney, Presiden Pasar Global TIAA Bank.
Â
Â
* Update Terkini Jadwal Asian Games 2018, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Asian Games 2018 dengan lihat di Sini
Â
Harga Logam Lainnya
Harga emas telah diperdagangkan turun USD 8 selama dua sesi terakhir. Kini, investor sangat memperhatikan level psikologis harga emas di posisi USD 1,200.
Harga emas mencapai level terendah dalam 1,6 bulan pada posisi USD 1.159,96 awal bulan ini.
Penguatan Dolar terhadap yuan juga membuat logam ini mahal bagi pembeli emas terbesar dunia, China.
Adapun harga perak turun 1,2 persen ke posisi USD 14,54 per ons, dari sebelumnya meluncur ke level USD 14,47, posisi terendah enam hari.
Sementara harga Platinum turun 0,7 persen menjadi USD 790,49 per ounce. Harga paladium tidak berubah setelah mencapai tertinggi sejak 19 Juni di USD 983,75.
Advertisement