Sukses

Ada Asian Games 2018, Omzet UMKM Melonjak 600 Persen

Kurangnya kerjasama antar panitia Asian Games 2018 di Palembang membuat hasil penjualan UMKM di daerah tersebut cenderung stagnan.

Liputan6.com, Jakarta - Perhelatan Akbar Asian Games 2018 tak henti-henti membawa berkah bagi Usaha, Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang turut meramaikan di area sekitar venue. Omzet per hari yang diperoleh UMKM bahkan melonjak hingga 600 persen.

Ketua Umum Asosiasi UMKM Indonesia (AKUMINDO) Ikshan Ingratubun mengatakan, hingga hari ini pendapatan dari penjualan UMKM di Asian Games 2018 sangat menggembirakan.

"Awal-awal omzet kita (UMKM) ini bisa meningkat 600 persen, sekarang penjualan soto banjar saja yang tadinya Rp 1 juta per hari sudah bisa capai Rp 6 juta - Rp 7 juta per hari, bisa dihitunglah lonjakan omzetnya berapa itu," tuturnya saat dihubungi Liputan6.com, Minggu (02/9/2018).

Hal ini menurut Ikhsan, ikut disebabkan oleh keterlibatan panitia Indonesia Asian Games Organizing Committee (INASGOC) Jakarta yang koperatif mengarahkan pengunjung kepada venue-venue UMKM terdekat.

"Nah ini karena panitia Asian Games 2018 yang di Jakarta bisa mengarahkan pengunjung ke stan UMKM-UMKM, makanya menggembirakan hasil yang di Jakarta. Sayangnya yang di Palembang ini kurang, sebaliknya," ujarnya.

 

* Saksikan keseruan Upacara Penutupan Asian Games 2018 dan kejutan menarik Closing Ceremony Asian Games 2018 dengan memantau Jadwal Penutupan Asian Games 2018 serta artikel menarik lainnya di sini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Di Palembang Berbeda

Kurangnya kerjasama antar panitia Asian Games 2018 di Palembang membuat hasil penjualan UMKM di sana cenderung berbeda dengan yang diperoleh UMKM di Jakarta.

"Bedanya kalau panitia yang di Jakarta ini mereka mengarahkan, jadi jelas spot-spotnya, superstore di sini, UMKM di sini. Yang di Palembang ini tidak, jadi lesu hasilnya," ungkap dia.

Omzet yang diraih UMKM Palembang di sekitar Venue, Ikhsan menjelaskan, hampir tidak ada perbedaan dengan apa yang mereka peroleh pada saat hari-hari biasa berjualan.

"Sama saja hasilnya seperti jualan biasa, dari Rp 1 juta sehari, segitu lagi dapatnya, enggak tembus Rp 2 juta, tergantung laku apa enggak," ungkapnya.

Oleh karena itu, ia berpesan agar hal ini dapat dibenahi kedepannya, mengingat masih ada Pagelaran IMF-Wold Bank Annual Meeting pada Oktober 2018 ini.

"Jadi ke depan panitia ini jangan hanya fokus pada lapak terjual dan kemudian tidak di organized. IMF ini kalau bisa panitianya bisa mengatur di sekitaran venue supaya tidak terulang kembali," tandas dia.